Reli Obligasi Berlangsung Panjang, Saatnya Ambil Untung?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
22 March 2019 09:16
Kemarin, bank sentral mengumumkan penetapan suku bunga dan kontraksi terjadi di pasar obligasi dengan penguatan ke batas maksimalnya.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Di saat penguatan harga obligasi rupiah pemerintah diprediksi berlanjut, analis mulai menyarankan untuk mengambil keuntungan di pasar.  

Penguatan tersebut sejatinya sudah terjadi selama 7 hari terakhir secara berturut-turut dan diprediksi akan kembali menguat hari ini setelah pengumuman Bank Indonesia. 

Kemarin, bank sentral mengumumkan penetapan suku bunga dan kontraksi terjadi di pasar obligasi dengan penguatan ke batas maksimalnya. 

"Penguatan ini jugalah yang membuat obligasi mungkin saja akan berbalik arah menjadi penurunan, karena tidak ada penguatan lebih lanjut tanpa adanya penurunan terlebih dahulu," ujar Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya pagi ini. 

Untuk itu, Nico dan Tim Pilarmas merekomendasikan nasabah dan pelaku pasar untuk mencermati pasar obligasi dengan seksama hari ini dan mulai menjual seiring penguatan (sell on strength) apabila dirasa cukup. 

Dia mencatat sentimen positif dari Bank Indonesia kemarin muncul ketika mengumumkan tidak akan mengubah tingkat suku bunganya, namun akan fokus terhadap langkah -langkah makroprudensial untuk memacu permintaan dan pertumbuhan domestik.

Gubernur Bank Indonesia menyampaikan, keputusan Bank Indonesia ini konsisten dengan upaya untukmemperkuat stabilitas eksternal, terutama untuk mengendalikan deficit transaksi berjalan dan menjaga daya tarik aset keuangan domestik.  

Bank Indonesia juga berupaya untuk menjaga nilai tukar yang masih terlihat volatile dan fragile agar lebih stabil.  

Langkah langkah makro prudensial itu antara lain adalah; pertama, Bank Indonesia tetap melakukan operasi moneter untuk mendukung likuiditas perbankan melalui transaksi term repo secara regular, disamping swap valas.  

Kedua, BI akan memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan menaikkankisaran batasan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dari sekarang 80%-82% menjadi84%-90%. Kebijakan ini dilakukan untuk mendukung pembiayaan perbankan bagi duniausaha.  

Ketiga, BI akan melakukan akselerasi pendalaman pasar melalui langkah-langkah, denganmemperkuat market conduct dalam sertifikasi treasury, instrumen lindung nilai penerbitanketentuan derivatif suku bunga rupiah, Interest Rate Swap (IRS), dan Overnight Index Swap (OIS). 

Keempat, BI memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kegiatan ekonomi dankeuangan inklusif melalui penguatan elektronifikasi bantuan sosial, moda transportasi dan transaksi keuangan pemerintah daerah.  

Sebagai tambahan, Bank Indonesia juga akan mempersiapkan standarisasi QR Code payment dengan model merchant percentage mode (MPM) ke dalam QRS atau QR Indonesia standar utk memperluas interkoneksi untuk memperluas ekosistem keuangan digital.    

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article AS-China Makin Tak Jelas, Reli Harga SUN Berakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular