
Rupiah Gagal Jadi Juara Asia, Tapi Masih Bisa Bikin Bangga
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 March 2019 17:21

Sepertinya rupiah terserang virus ambil untung (profit taking) karena apresiasinya sudah lumayan tajam. Investor yang sudah mendapat cuan lumayan bisa jadi ada yang tergoda merealisasikan keuntungan.
Selain itu, memang ada momentum yang membuat rupiah kena ambil untung yaitu pengumuman suku bunga acuan. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate di angka 6%. Sama seperti konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.
Pelaku pasar yang sudah 'mengantrol' rupiah sebelum pengumuman suku bunga acuan kemudian memutuskan untuk melepas rupiah saat apa yang terjadi sesuai dengan ekspektasi. Buy the rumour, sell the news.
Selain itu, memang harus diakui bahwa dolar AS sudah bangkit dari kejatuhan akibat hasil rapat Bank Sentral AS The Reserve/The Fed. Sama seperti BI, Jerome 'Jay' Powell memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di rentang 2,25-2,5% atau median 2,375%. Ditambah lagi kemungkinan besar tidak akan ada kenaikan Federal Funds Rate sampai akhir tahun, berdasarkan dot plot terbaru.
Tanpa kenaikan suku bunga acuan, dolar AS mungkin menjadi kurang menarik untuk dikoleksi sehingga sempat mengalami tekanan jual dan melemah. Namun melihat dolar AS yang sudah melemah tajam, pelaku pasar kembali bernafsu untuk mengoleksi mata uang ini.
Pada pukul 16:59 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,29%. Dolar AS sudah berani melawan balik, dan rupiah pun kehilangan sebagian kekuatannya.
Kemudian, investor juga tertarik terhadap dolar AS karena pelemahannya sudah cukup dalam akhir-akhir ini. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index melemah 0,76% sementara dalam sebulan ke belakang terkoreksi 0,48%. Dolar AS yang sudah murah tentu begitu menggoda.
Meski gagal jadi yang terbaik di Asia, tetapi rupiah masih punya pencapaian yang membanggakan yaitu menguat 5 hari beruntun. Sesuatu yang kali terakhir terjadi pada 22-29 Januari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Selain itu, memang ada momentum yang membuat rupiah kena ambil untung yaitu pengumuman suku bunga acuan. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate di angka 6%. Sama seperti konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.
Pelaku pasar yang sudah 'mengantrol' rupiah sebelum pengumuman suku bunga acuan kemudian memutuskan untuk melepas rupiah saat apa yang terjadi sesuai dengan ekspektasi. Buy the rumour, sell the news.
Tanpa kenaikan suku bunga acuan, dolar AS mungkin menjadi kurang menarik untuk dikoleksi sehingga sempat mengalami tekanan jual dan melemah. Namun melihat dolar AS yang sudah melemah tajam, pelaku pasar kembali bernafsu untuk mengoleksi mata uang ini.
Pada pukul 16:59 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,29%. Dolar AS sudah berani melawan balik, dan rupiah pun kehilangan sebagian kekuatannya.
Kemudian, investor juga tertarik terhadap dolar AS karena pelemahannya sudah cukup dalam akhir-akhir ini. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index melemah 0,76% sementara dalam sebulan ke belakang terkoreksi 0,48%. Dolar AS yang sudah murah tentu begitu menggoda.
Meski gagal jadi yang terbaik di Asia, tetapi rupiah masih punya pencapaian yang membanggakan yaitu menguat 5 hari beruntun. Sesuatu yang kali terakhir terjadi pada 22-29 Januari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular