
Pulihkan Kinerja, Krakatau Steel Bidik Produksi 2,8 Juta Ton
Lidya Julita, CNBC Indonesia
21 March 2019 14:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten baja BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membidik target produksi baja tahun ini mencapai 2,8 juta ton, meningkat dibandingkan dengan produksi baja tahun lalu sebanyak 2,2 juta ton. Produksi tersebut hanya untuk KRAS, tidak termasuk produksi PT Krakatau Posco.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan target tahun ini tumbuh positif dibandingkan dengan tahun lalu sekitar 2,2 juta ton.
Target tersebut seiring dengan kapasitas produksi yang naik menjadi 4 juta ton per tahun, setelah pabrik baru Hot Strip Mill (HSM) Nomor 2.
"Tahun ini akan tumbuh sekitar 2,8 juta ton, dari 2,2 juta ton. Kapasitas produksi tahun ini mencapai 4 juta, karena ada pabrik HSM Nomor 2 dengan tambahan kapasitas 1,5 juta ton. Ini hanya KS tok [saja], Kalau KP [Krakatau Posco] stabil di 3 juta ton," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Sebagai informasi, Krakatau Posco adalah hasil patungan Krakatau dengan pabrikan baja asal Korea, Posco.
Adapun target laba bersih tahun ini, Silmy menegaskan semua tergantung proses restrukturisasi yang dilakukan perusahaan. Hingga September 2018, KRAS masih menderita rugi bersih US$ 37,82 juta, mampu turun 62% dari periode yang sama tahun 2017 US$75,05 juta.
Tahun ini, perseroan menargetkan untuk bisa menyelesaikan proses restrukturisasi utang-utangnya. Salah satu skema yang akan digunakan oleh perusahaan adalah dengan mengkonversi utang menjadi saham (debt to equity swap).
Silmy Karim, pada awal Januari kepada CNBC Indonesia, mengatakan total utang yang akan direstrukturisasi nilainya mencapai US$ 2 miliar. Jumlah utang yang besar ini menahan langkah perusahaan untuk berinvestasi ke depan.
Selain itu, perseroan juga sedang bekerjasama dengan konsultan manajemen internasional McKinsey & Company untuk restrukturisasi bisnis yang mencakup bisnis induk dan anak perusahaan.
Data situs resmi Krakatau mencatat, selama Januari-September 2018, Krakatau Steel memiliki pangsa pasar untuk produk Hot Rolled Coil (HRC) sebanyak 40%, Cold Rolled Coil (CRC) 24%, dan Wire Rod (WR) 7%, sisanya adalah pangsa produsen domestik lain dan impor.
Total volume penjualan produk baja perseroan selama Januari-September 2018 mencapai 1,59 juta ton atau naik 14,24% dari periode yang sama 2017 sebesar 1,39 juta ton.
Simak penjelasan strategi bisnis Silmy Karim membenahi KRAS.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas) Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan target tahun ini tumbuh positif dibandingkan dengan tahun lalu sekitar 2,2 juta ton.
Target tersebut seiring dengan kapasitas produksi yang naik menjadi 4 juta ton per tahun, setelah pabrik baru Hot Strip Mill (HSM) Nomor 2.
Sebagai informasi, Krakatau Posco adalah hasil patungan Krakatau dengan pabrikan baja asal Korea, Posco.
Adapun target laba bersih tahun ini, Silmy menegaskan semua tergantung proses restrukturisasi yang dilakukan perusahaan. Hingga September 2018, KRAS masih menderita rugi bersih US$ 37,82 juta, mampu turun 62% dari periode yang sama tahun 2017 US$75,05 juta.
Tahun ini, perseroan menargetkan untuk bisa menyelesaikan proses restrukturisasi utang-utangnya. Salah satu skema yang akan digunakan oleh perusahaan adalah dengan mengkonversi utang menjadi saham (debt to equity swap).
Silmy Karim, pada awal Januari kepada CNBC Indonesia, mengatakan total utang yang akan direstrukturisasi nilainya mencapai US$ 2 miliar. Jumlah utang yang besar ini menahan langkah perusahaan untuk berinvestasi ke depan.
Selain itu, perseroan juga sedang bekerjasama dengan konsultan manajemen internasional McKinsey & Company untuk restrukturisasi bisnis yang mencakup bisnis induk dan anak perusahaan.
Data situs resmi Krakatau mencatat, selama Januari-September 2018, Krakatau Steel memiliki pangsa pasar untuk produk Hot Rolled Coil (HRC) sebanyak 40%, Cold Rolled Coil (CRC) 24%, dan Wire Rod (WR) 7%, sisanya adalah pangsa produsen domestik lain dan impor.
Total volume penjualan produk baja perseroan selama Januari-September 2018 mencapai 1,59 juta ton atau naik 14,24% dari periode yang sama 2017 sebesar 1,39 juta ton.
Simak penjelasan strategi bisnis Silmy Karim membenahi KRAS.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas) Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?
Most Popular