Jokowi Panas Uni Eropa Diskriminasi Sawit Indonesia

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
20 March 2019 15:11
Industri sawit sangat penting bagi perekonomian dalam negeri. Industri ini juga berkontribusi menurunkan tingkat kemiskinan ke bawah 10%.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaPresiden Joko Widodo (Jokowi) panas. Karena Komisi Uni Eropa merancang aturan untuk menghapus secara bertahap penggunaan bahan bakar nabati/BBN (biofuel) berbasis minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga 2030.

Menko Bidang Maritim, Luhut B. Pandjaitan, mengatakan industri sawit sangat penting bagi perekonomian dalam negeri. Industri ini juga berkontribusi menurunkan tingkat kemiskinan ke bawah 10%.

"Tolong lihat juga dari kacamata kami, kalau presiden nggak bela ini, lalu kami bela rakyat kami bagaimana? Tadi presiden kasih statement keras soal ini," jelas Luhut dalam jumpa pers soal sawit di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Dalam jumpa pers, hadir Menko Perekonomian, Darmin Nasution dan Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir.



Luhut dengan tegas mengatakan, pemerintah Indonesia tidak mau didikte soal lingkungan. Jangan sampai karena diskriminasi sawit ini, hubungan perdagangan Indonesia dan Uni Eropa terganggu.

"Kalau kita sampai seperti ini, banyak juga produk Eropa yang bisa bermasalah, seperti truk, bus pertanian. Kereta api dari Polandia, kami juga banyak pesawat terbang, banyak sekali yang kami butuhkan. Jadi market besar. Kami bangsa Indonesia kompak, nanti presiden resmi kasih statement tentang ini. Kami dua menko tidak paham kok bisa segini kencang, minta-minta, tapi kami bukan pengemis," papar Luhut.

Saksikan video RI akan bawa Uni Eropa ke WTO

[Gambas:Video CNBC]
(wed/gus) Next Article Harga CPO Anjlok, Jokowi Please Do Your Magic!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular