Diberi Harapan Palsu, Harga CPO Sempat Naik
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
20 March 2019 08:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) acuan kontrak Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup menguat 1,14% ke posisi MYR 2.129/ton (US$ 522,45/ton) pada perdagangan Selasa kemarin (19/3/2019).
Selama sepekan, harga CPO telah terangkat 0,61% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun 2019, harganya tercatat menguat 0,38%.
Beberapa pelaku pasar meyakini bahwa kenaikan harga CPO kemarin lebih dikarenakan alasan yang teknikal.
"Secara fundamental, melihat permintaan, harga seharusnya masih berada di dalam tekanan. Ini lebih seperti rebound teknikal. Saya belum melihat adanya permintaan yang meningkat dengan pesat," ujar pialang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters Selasa (19/3/2019).
Namun sehari sebelumnya, sumber yang berasal dari pelaku industri minyak sawit memprediksi permintaan dari India selaku importir terbesar bisa meningkat.
Sebab, harga minyak sawit yang sudah terlampau murah membuat penggunaannya lebih atraktif ketimbang saingannya, yaitu minyak kedelai dan minyak rapeseed.
"Impor minyak sawit akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Pada level harga yang sekarang, [harga minyak sawit] sangat kompetitif dibanding minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari," ujar Patel, mengutip Reuters Senin (18/3/2019).
Dengan begini, pelaku pasar masih menanti data-data perkembangan permintaan minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Harga CPO Sentuh Titik Terendah Dalam 7 Pekan
Selama sepekan, harga CPO telah terangkat 0,61% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun 2019, harganya tercatat menguat 0,38%.
"Secara fundamental, melihat permintaan, harga seharusnya masih berada di dalam tekanan. Ini lebih seperti rebound teknikal. Saya belum melihat adanya permintaan yang meningkat dengan pesat," ujar pialang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters Selasa (19/3/2019).
Namun sehari sebelumnya, sumber yang berasal dari pelaku industri minyak sawit memprediksi permintaan dari India selaku importir terbesar bisa meningkat.
Sebab, harga minyak sawit yang sudah terlampau murah membuat penggunaannya lebih atraktif ketimbang saingannya, yaitu minyak kedelai dan minyak rapeseed.
"Impor minyak sawit akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Pada level harga yang sekarang, [harga minyak sawit] sangat kompetitif dibanding minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari," ujar Patel, mengutip Reuters Senin (18/3/2019).
Dengan begini, pelaku pasar masih menanti data-data perkembangan permintaan minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Harga CPO Sentuh Titik Terendah Dalam 7 Pekan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular