
IHSG Terjebak di Zona Merah, Semua karena AS-China & Brexit
Dwi Ayuningtyas & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 March 2019 13:20

Di sisi lain, aksi beli yang dilakukan investor asing membatasi pelemahan IHSG. Per akhir sesi 1, Selasa (19/3/2019), investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 63,2 miliar di pasar reguler.
Terlepas dari perkembangan perang dagang AS-China dan Brexit yang kurang kondusif, aksi beli di pasar saham masih dilakukan investor asing.
Penguatan rupiah memberikan optimisme bagi investor asing untuk mengoleksi saham-saham di dalam negeri. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,08% di pasar spot ke level Rp 14.223/dolar AS.
Ekspektasi atas hasil dari pertemuan The Federal Reserve yang bersikap dovish (kalem) menjadi motor bagi penguatan rupiah. Pada hari Kamis (21/3/2019) waktu Indonesia, The Fed dijadwalkan merilis tingkat suku bunga acuan terbarunya.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 18 Maret 2019, terdapat peluang sebesar 98,7% bahwa The Fed akan menahan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini.
Selain mengumumkan tingkat suku bunga acuannya yang terbaru, The Fed juga akan merilis dot plot versi terbaru.
Sebagai catatan, dot plot merupakan sebuah survei dari para anggota FOMC (Federal Open Market Committee) selaku pengambil keputusan terkait proyeksi mereka atas tingkat suku bunga acuan pada akhir tahun.
Median dari dot plot terakhir yang dirilis The Fed menunjukkan bahwa akan ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada tahun ini.
Kini, investor berharap bahwa median dari dot plot akan mengimplikasikan kenaikan suku bunga acuan yang tak begitu agresif atau bahkan mungkin tak ada kenaikan sama sekali.
Hal ini sejatinya memang beralasan. Pasalnya, rilis data ekonomi AS belakangan ini memang mengecewakan. Produksi industri periode AS Februari 2019 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,4% MoM, seperti dikutip dari Forex Factory.
Kemudian, Indeks perumahan NAHB pada Maret 2019 berada di angka 62, tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Pencapaian Maret tersebut berada di bawah konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan menjadi 63.
Sebanyak 5 besar saham yang dikoleksi investor asing di pasar reguler adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 78,5 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 44,7 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 20,7 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 6,3 miliar), dan PT WIjaya Karya Beton Tbk/WTON (Rp 5,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Terlepas dari perkembangan perang dagang AS-China dan Brexit yang kurang kondusif, aksi beli di pasar saham masih dilakukan investor asing.
Penguatan rupiah memberikan optimisme bagi investor asing untuk mengoleksi saham-saham di dalam negeri. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,08% di pasar spot ke level Rp 14.223/dolar AS.
![]() |
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 18 Maret 2019, terdapat peluang sebesar 98,7% bahwa The Fed akan menahan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini.
Selain mengumumkan tingkat suku bunga acuannya yang terbaru, The Fed juga akan merilis dot plot versi terbaru.
Sebagai catatan, dot plot merupakan sebuah survei dari para anggota FOMC (Federal Open Market Committee) selaku pengambil keputusan terkait proyeksi mereka atas tingkat suku bunga acuan pada akhir tahun.
Median dari dot plot terakhir yang dirilis The Fed menunjukkan bahwa akan ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada tahun ini.
Kini, investor berharap bahwa median dari dot plot akan mengimplikasikan kenaikan suku bunga acuan yang tak begitu agresif atau bahkan mungkin tak ada kenaikan sama sekali.
Hal ini sejatinya memang beralasan. Pasalnya, rilis data ekonomi AS belakangan ini memang mengecewakan. Produksi industri periode AS Februari 2019 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,4% MoM, seperti dikutip dari Forex Factory.
Kemudian, Indeks perumahan NAHB pada Maret 2019 berada di angka 62, tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Pencapaian Maret tersebut berada di bawah konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan menjadi 63.
Sebanyak 5 besar saham yang dikoleksi investor asing di pasar reguler adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 78,5 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 44,7 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 20,7 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 6,3 miliar), dan PT WIjaya Karya Beton Tbk/WTON (Rp 5,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular