Josss Lagi, Bukan Cuma Dolar AS yang Jadi 'Korban' Rupiah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 March 2019 13:52
Faktor Domestik dan Eksternal Angkat Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Kemungkinan keperkasaan rupiah di Asia, Eropa, Amerika, sampai Afrika ini disebabkan oleh sentimen domestik dan eksternal. Dari dalam negeri, akhir pekan lalu dirilis data yang mendukung penguatan rupiah. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Februari 2019 surplus US$ 330 juta. Jauh lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan terjadi defisit US$ 841 juta. 


Artinya, ada peluang transaksi berjalan pada kuartal I-2019 akan membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Rupiah akan punya fondasi yang lebih kuat, sehingga relatif tidak mudah 'digoyang'. Aset-aset berbasis mata uang ini pun kembali diminati. 

Sementara dari sisi eksternal, rupiah diuntungkan karena koreksi harga minyak. Pada pukul 13:41 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet turun masing-masing 0,1% dan 0,15%. 

Bagi rupiah, penurunan harga minyak adalah berkah. Indonesia adalah negara net importir minyak, mau tidak mau harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi domestik yang tidak memadai. 

Penurunan harga minyak tentu membuat biaya impor komoditas ini menjadi lebih murah. Ini membuat tekanan di neraca perdagangan akan berkurang, dan nantinya merambat ke perbaikan di pos transaksi berjalan. Dengan transaksi berjalan yang lebih kuat, meski masih defisit, rupiah punya fondasi yang kuat sehingga tidak mudah terombang-ambing. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular