
Investor Optimistis, Bursa Singapura Dibuka dari Zona Hijau
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
18 March 2019 08:54

Jakarta, CNCB Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi ini dibuka menguat 0,29% ke level 3.209,39. Investor masih masih akan menyimak sejumlah sentimen eksternal yang akan mempengaruhi perdagangan saham di bursa saham Asia hari ini.
Saham-saham yang ramai ditransaksikan antara lain Yangzijiang Shipbuilding Holdings yang naik 1,4%, Thai Beverage Public Co naik 0,6% dan Jardine Strategic Holdings tapi sayangnya harga sahamnya turun 0,7%.
Investor di kawasan Asia akan mencermati sejumlah sentimen. Pertama, tentu Wall Street yang penuh kebimbangan. Galaunya Wall Street bisa saja menular sampai ke Asia, termasuk Indonesia.
Kedua, damai dagang AS-China yang belum jelas. Namun Trump mencoba menenangkan pasar dengan pernyataan bahwa Negeri Paman Sam sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Hubungan dengan China sangat baik. Kami mendapat apa yang kami inginkan, dan kami mendapatkannya dengan relatif cepat," ujarnya, mengutip Reuters.
Dengan begitu, sebenarnya masih ada harapan AS-China bisa secepatnya mengesahkan kesepakatan damai dagang. "Saya harap ada sesuatu yang bisa disepakati dalam waktu dekat," sebut Mnuchin.
Namun tanpa kejelasan kapan Trump-Xi akan bertemu, maka sama saja bohong. Sebab damai dagang baru benar-benar tercipta jika keduanya bertemu untuk meneken kesepakatan.
Oleh karena itu, sepertinya investor dipaksa untuk menunggu, menunggu, dan menunggu. Tidak enaknya, mungkin saja akan ada drama pada saat penantian tersebut.
Ketiga, terkait perkembangan Brexit. Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mempertimbangkan memberi waktu yang cukup panjang yaitu sampai setahun untuk menunda pelaksanaan Brexit.
(hps/tas) Next Article Dibuka di Zona Merah, Bursa Singapura Kurang Bergairah
Saham-saham yang ramai ditransaksikan antara lain Yangzijiang Shipbuilding Holdings yang naik 1,4%, Thai Beverage Public Co naik 0,6% dan Jardine Strategic Holdings tapi sayangnya harga sahamnya turun 0,7%.
Investor di kawasan Asia akan mencermati sejumlah sentimen. Pertama, tentu Wall Street yang penuh kebimbangan. Galaunya Wall Street bisa saja menular sampai ke Asia, termasuk Indonesia.
"Hubungan dengan China sangat baik. Kami mendapat apa yang kami inginkan, dan kami mendapatkannya dengan relatif cepat," ujarnya, mengutip Reuters.
Dengan begitu, sebenarnya masih ada harapan AS-China bisa secepatnya mengesahkan kesepakatan damai dagang. "Saya harap ada sesuatu yang bisa disepakati dalam waktu dekat," sebut Mnuchin.
Namun tanpa kejelasan kapan Trump-Xi akan bertemu, maka sama saja bohong. Sebab damai dagang baru benar-benar tercipta jika keduanya bertemu untuk meneken kesepakatan.
Oleh karena itu, sepertinya investor dipaksa untuk menunggu, menunggu, dan menunggu. Tidak enaknya, mungkin saja akan ada drama pada saat penantian tersebut.
Ketiga, terkait perkembangan Brexit. Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mempertimbangkan memberi waktu yang cukup panjang yaitu sampai setahun untuk menunda pelaksanaan Brexit.
(hps/tas) Next Article Dibuka di Zona Merah, Bursa Singapura Kurang Bergairah
Most Popular