
Prospek Rupiah Kini Lebih Cerah, Ini Sebabnya
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 March 2019 11:59

Dari dalam negeri, penguatan rupiah ke depannya berpotensi dimotori juga oleh defisit neraca dagang yang menyempit. Jika ditotal, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 734 juta dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan defisit pada dua bulan pertama tahun 2018 yang mencapai US$ 809 juta.
Bahkan, pada Februari 2019 neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 330 juta, walaupun memang surplus tersebut dihasilkan oleh penurunan impor yang lebih dalam daripada penurunan ekspor. Sepanjang bulan lalu, ekspor terkontraksi 11,33% secara tahunan, sementara impor anjlok hingga 13,98% YoY.
Namun, jika berbicara mengenai ruang penguatan rupiah, defisit neraca dagang yang lebih tipis yang pada akhirnya berpotensi menipiskan defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) memang membuka ruang bagi mata uang Garuda untuk memukul mundur greenback.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB, terdalam sejak tahun 2014.
Bagi pergerakan rupiah, pos transaksi berjalan tentulah merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal itu berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Bahkan, pada Februari 2019 neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 330 juta, walaupun memang surplus tersebut dihasilkan oleh penurunan impor yang lebih dalam daripada penurunan ekspor. Sepanjang bulan lalu, ekspor terkontraksi 11,33% secara tahunan, sementara impor anjlok hingga 13,98% YoY.
Namun, jika berbicara mengenai ruang penguatan rupiah, defisit neraca dagang yang lebih tipis yang pada akhirnya berpotensi menipiskan defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) memang membuka ruang bagi mata uang Garuda untuk memukul mundur greenback.
Bagi pergerakan rupiah, pos transaksi berjalan tentulah merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal itu berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular