Dari Lesu Menjadi Perkasa, Begini Perjuangan Rupiah Hari ini

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 March 2019 17:12
Rupiah Gabung dengan Mayoritas Mata Uang Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rupiah pun berhasil bergabung dengan mayoritas mata uang Asia yang juga menguat terhadap dolar AS. Hanya peso Filipina yang masih terbenam di zona merah. 

Peso memang kurang beruntung akhir-akhir ini, terutama setelah dipilihnya Benjamin Diokno sebagai Gubernur Bank Sentral Filipina (BSP) oleh Presiden Rodrigo Duterte. Pengganti almarhum Nestor Espenilla itu menyatakan ruang untuk menurunkan suku bunga acuan cukup terbuka. 

"Ada ruang untuk pelonggaran moneter. Bisa sampai 1 poin persentase di setiap kuartal untuk 4 kuartal ke depan. Kami akan tetap melihat data," ungkap Diokno terang-terangan, seperti dikutip dari Reuters. 

Namun konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan Diokno belum menurunkan suku bunga acuan pekan depan, masih bertahan di 4,75%. BSP masih perlu memastikan laju inflasi sudah di bawah 4% sebelum menurunkan suku bunga acuan overnight reverse repurchase

Pada Februari, laju inflasi Filipina adalah 3,8% year-on-year (YoY). Sudah masuk di rentang target BSP yaitu 2-4%, tetapi masih di batas atas. 

Namun jika inflasi Filipina bisa dijaga dalam rentang BSP selama beberapa bulan, maka bisa jadi Diokno akan mewujudnya perkataannya. Apalagi Presiden Duterte punya target pertumbuhan ekonomi 7-8% tahun ini, yang tentu membutuhkan dukungan dari sisi suku bunga. 

Melihat potensi penurunan suku bunga acuan, peso menjadi tertekan. Bahkan hari ini menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah di hadapan dolar AS. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:47 WIB:   



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular