Ekspansif, Siloam Buka 7 Rumah Sakit Baru pada 2019

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 March 2019 13:57
Saat ini perusahaan masih berada dalam tahap pengembangan bisnisnya setelah dalam dua tahun terakhir perusahaan terus ekspansif.
Foto: Oppo Stock In Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Tangerang, CNBC Indonesia - PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) menargetkan bangun 6-7 rumah sakit baru tahun ini. Saat ini perusahaan masih berada dalam tahap pengembangan bisnisnya setelah dalam dua tahun terakhir perusahaan terus ekspansif.

Presiden Direktur Siloam Ketut Budi Wijaya mengatakan untuk pengembangan tersebut tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 200 miliar yang berasal dari kas internal perusahaan.

"Untuk pengembangan rumah sakit baru tahun ini dianggarkan capex Rp 200 miliar. Diharapkan pertumbuhan untuk revenue dan bottom line double digit di tahun ini," kata Ketut di Hotel Arya Duta, Tangerang, Jumat (15/3).

Dari target jumlah rumah sakit yang akan dibangun tersebut, dua diantaranya telah dibuka di awal tahun, yakni di Kelapa Dua dan Tegal Rejo, Magelang. Sehingga penambahan lainnya akan dilakukan pada semester kedua tahun ini ditargetkan sebanyak 3-5 rumah sakit baru. Rumah sakit baru ini nantinya akan berlokasi di Ambon, Pasar Baru, Banjarmasin, Batu, Tulung Agung.

Selain menambah rumah sakit dengan membangun sendiri, perusahaan juga membuka kesempatan untuk melakukan akuisisi rumah sakit yang sudah ada. "Pipeline hospital kalau ada hal baru dan potensi akuisisi belum diperhitungkan (dari dana capex)," kata Budi Raharjo Legowo, Direktur perusahaan di kesempatan yang sama.

Untuk mencapai target tersebut, perusahaan menggunakan strategi pembangunan selama beberapa tahun. Dengan ekspansi tersebut nantinya diharapkan perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang besar di tahun-tahun berikutnya.

Tahun lalu laba bersih perusahaan tertekan sampai dengan 82,70% menjadi Rp 16,18 miliar dari Rp 93,56 miliar di akhir tahun 2017. Ketut menjelaskan, penurunan laba tersebut turun karena banyaknya rumah sakit baru yang dibuka dalam dua tahun terakhir namun belum menguntungkan, karena masih membutuhkan dana investasi yang besar.

Diperkirakan untuk pengembangan satu rumah sakit baru saja memakan dana mencapai Rp 100 miliar-Rp 120 miliar.

"Karena banyak rumah sakit baru dimana masih butuh pengembangan sehingga banyak depresiasi dan segala macam ... Jadi kita banyak spent untuk non cash, depresiasi karena penambahan rumah sakit baru," jelas dia.
(hps/hps) Next Article Investor Ambil Untung Pasca Stock Split, SILO Turun 3,78%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular