Saham Permata akan Dilego, Moody's Pertahankan Rating

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 March 2019 10:45
Peringkat ini diperoleh dengan pertimbangan membaiknya profil kredit perusahaan dan peningkatan kualitas asetnya.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Moody's Investors Service menegaskan peringkat Baa3 yang telah diberikannya kepada PT Bank Permata Tbk (BNLI) dengan outlook stabil. Peringkat ini diperoleh dengan pertimbangan membaiknya profil kredit perusahaan dan peningkatan kualitas asetnya.

Meski demikian, pemberian dalam pemberian peringkat ini, Moody's mengesampingkan pengaruh dukungan dari dua pemegang mayoritasnya, yakni Standard Chartered Bank (Standchart) dan PT Astra International Tbk (ASII).

Pertimbangannya, karena Standchart bakal melakukan konsolidasi global hingga rencananya untuk mendivestasikan kepemilikan di Bank Permata. Sedangkan, dukungan dari Astra hingga saat ini masih belum jelas menyusul hubungan antara Astra dengan Standchart dalam konteks rencana divestasinya.

Meski demikian, Moody's menilai dalam kondisi likuiditas yang ketat sejak pertengahan tahun lalu namun biaya pendanaan Bank Permata tetap stabil, karena manajemen aset yang aktif. Sehingga marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) stabil di akhir 2018 dibanding 2017. Biaya kredit juga ikut turun menjadi 1,7% di akhir 2018 dibanding 3,2% pada 2017.

Sehingga dalam 12-18 bulan ke depan Moody's memperkirakan pendapatan perusahaan akan dipengaruhi oleh pendapatannya dan normalisasi biaya kredit.

Jumlah modal perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 17,8% di tahun lalu dari 15,5% secara year on year (YoY) didukung oleh investasi dari perusahaan multifinance, anak usahanya.

Namun demikian, pertumbuhan kredit diperkirakan akan lemah meski akan terjadi sedikit pertumbuhan.

Bank Permata juga cenderung memiliki kemungkinan pengetatan likuditas meski rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) naik menjadi 89,1% pada 31 Desember 2018 dari 86,5% tahun sebelumnya.

Bank ini lebih rentan terhadap pengetatan kondisi likuiditas, karena waralaba simpanannya tidak terlalu tinggi menurut standar Indonesia. Pada 31 Desember 2018, pangsa pasar deposito Bank Permata berada pada 2,1%, dengan giro dan rasio rekening tabungan 48,2%.

Selain itu, lembaga pemeringkat global ini meningkatkan Baseline Credit Assessment (BCA) menjadi Ba1 dari sebelumya Ba2 dengan outlook yang sama. Alasannya, perusahaan ini akan mendapatkan dukungan dari pemerintah jika terjadi krisis sistemik.

Alasannya, posisi bank sebagai salah satu bank menengah di Indonesia dengan total aset, serta kecenderungan kuat pemerintah Indonesia untuk mendukung sistem perbankan pada saat krisis.

Peringkat BCA ini bisa dinaikkan jika kualitas asetnya meningkat, tingkat profitabilitas yang tinggi karena adanya peningkatan NIM. Selain itu, kemungkinan akuisisi bank ini oleh bank lokal atai internasional juga akan memengaruhi peningkatan peringkat ini.

Namun, jika kualitas aset dan kapitalisasi menurun maka ada kemungkinan Moody's justru menurunkan peringkat yng diberikannya.
(hps/hps) Next Article Ada Transaksi Jumbo, Saham Ini Terbang Sentuh ARA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular