
Seharian Melemah, Rupiah Akhirnya Lolos dari Zona Merah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 March 2019 16:45

Lalu apa yang membuat rupiah bisa mentas dari zona merah? Tampaknya ada hawa intervensi Bank Indonesia (BI).
Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, belum lama ini mengatakan bank sentral terus menjaga likuiditas sehingga tidak terjadi keketatan di pasar. Sepertinya bank sentral masih 'bergerilya' di pasar untuk menjaga mata uang Tanah Air.
Selain itu, sebenarnya ada sentimen positif yang beredar tetapi agak lamat-lamat karena tertutup isu Brexit yaitu perkembangan hubungan AS-China. Dalam paparan di hadapan Komite Keuangan Senat AS, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menyebutkan bahwa proses perundingan dagang dengan China akan segera rampung.
"Kami berharap saat ini sudah memasuki masa-masa final sehingga bisa tercapai kesepakatan pada minggu-minggu ini. Kami terus bekerja," sebutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Kabar ini melegakan pelaku pasar karena Washington dan Beijing sepertinya semakin dekat untuk secara resmi mengakhiri perang dagang. Kala dua kekuatan ekonomi terbesar di bumi tidak lagi saling hambat, maka arus perdagangan dan rantai pasok global akan kembali bergeliat. Dunia boleh berharap akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Tidak hanya dengan China, Lighthizer juga mengungkapkan bahwa AS akan menghapus bea masuk untuk impor baja dan aluminium asal Kanada dan Meksiko. "Kami akan kembali memberikan akses ke pasar AS kepada mereka," ujarnya.
Hubungan AS dengan para tetangganya yang membaik juga akan dinikmati oleh seluruh dunia. Saat ekonomi AS pulih dan membaik, maka negara-negara lain bakal terbantu karena Negeri Adidaya adalah perekonomian nomor 1 di dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, belum lama ini mengatakan bank sentral terus menjaga likuiditas sehingga tidak terjadi keketatan di pasar. Sepertinya bank sentral masih 'bergerilya' di pasar untuk menjaga mata uang Tanah Air.
Selain itu, sebenarnya ada sentimen positif yang beredar tetapi agak lamat-lamat karena tertutup isu Brexit yaitu perkembangan hubungan AS-China. Dalam paparan di hadapan Komite Keuangan Senat AS, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menyebutkan bahwa proses perundingan dagang dengan China akan segera rampung.
Kabar ini melegakan pelaku pasar karena Washington dan Beijing sepertinya semakin dekat untuk secara resmi mengakhiri perang dagang. Kala dua kekuatan ekonomi terbesar di bumi tidak lagi saling hambat, maka arus perdagangan dan rantai pasok global akan kembali bergeliat. Dunia boleh berharap akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Tidak hanya dengan China, Lighthizer juga mengungkapkan bahwa AS akan menghapus bea masuk untuk impor baja dan aluminium asal Kanada dan Meksiko. "Kami akan kembali memberikan akses ke pasar AS kepada mereka," ujarnya.
Hubungan AS dengan para tetangganya yang membaik juga akan dinikmati oleh seluruh dunia. Saat ekonomi AS pulih dan membaik, maka negara-negara lain bakal terbantu karena Negeri Adidaya adalah perekonomian nomor 1 di dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular