Rupiah Loyo di 4 Benua, Jadi Raja di Australia dan Sekitarnya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 March 2019 14:48
Rupiah Terbeban Transaksi Berjalan
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Apa yang membuat rupiah melemah terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Mungkin jawabannya adalah terkait transaksi berjalan (current account). 

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional periode Februari. Konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias negatif 4,08% year-on-year (YoY), impor tumbuh 2,7% YoY, dan neraca perdagangan defisit US$ 841 juta. 

Jika kejadian, maka neraca perdagangan Indonesia akan mencatat defisit selama 2 bulan beruntun. Pada Januari, neraca perdagangan minus US$ 1,16 miliar. 

Artinya, prospek transaksi berjalan (current account) kuartal I-2019 bakal suram. Defisit transaksi berjalan masih akan lumayan dalam, dan itu akan mengancam rupiah.  

Sebab, transaksi berjalan yang mencerminkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa merupakan fondasi penting untuk menyangga rupiah. Apabila transaksi berjalan defisit, apalagi lumayan dalam, fondasi itu akan rapu dan rupiah akan terus dihantui risiko pelemahan. 

Risiko tekanan terhadap transaksi berjalan juga meningkat akibat kenaikan harga minyak. Pada pukul 14:32 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet naik masing-masing 0,45% dan 0,67%. 


Kenaikan harga minyak bukan berita baik buat rupiah. Indonesia adalah negara net importir minyak, mau tidak mau harus mengimpor karena produksi dalam negeri yang belum memadai.  

Saat harga minyak naik, maka biaya impornya semakin mahal. Semakin banyak devisa yang 'terbakar' untuk mengimpor minyak, sehingga membuat defisit transaksi berjalan berpotensi melebar atau semakin dalam. 

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, transaksi berjalan adalah fondasi penting bagi stabilitas nilai tukar. Tanpa transaksi berjalan yang kuat, rupiah akan rawan terdepresiasi. 

Investor bisa saja menjadi enggan untuk mengoleksi aset berbasis rupiah, karena khawatir nilainya akan turun pada kemudian hari. Risiko aksi jual akan terus membayangi rupiah jika masalah di transaksi berjalan tidak kunjung dipecahkan. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular