
Gara-Gara Brexit, Harga Emas Kembali Sentuh US$ 1.300
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
13 March 2019 08:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah pada perdagangan hari Selasa (12/3/2019) ditutup menguat 0,54%, harga emas masih terus menguat hingga Rabu pagi hari ini (13/3/2019).
Hingga pukul 08:15 WIB, harga emas kontrak April di bursa COMEX naik 0,49% ke posisi US$ 1.304,4/troy ounce.
Sejak awal tahun, harga emas telah terangkat 1,80%.
Rilis data inflasi periode Februari Amerika Serikat (AS) yang terbilang cukup rendah, yaitu 1,5% YoY membuat pelaku pasar kian yakin bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan menahan suku bunga acuannya pada tahun ini.
Alhasil, dolar akan sulit untuk mengulangi kejayaannya pada tahun 2018. Pasalnya, tahun lalu The Fed menaikkan suku bunga hingga empat kali. Membuat greenback seperti tidak punya lawan yang sebanding.
Saat dolar relatif lebih lemah, maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Alhasil kilau emas makin menyilaukan bagi para investor.
Ditambah lagi voting Brexit di parlemen Inggris semalam juga masih belum meloloskan proposal yang telah direvisi oleh Perdana Menteri Theresa May.
Hingga kini, nasib Brexit masih tidak jelas. Kemungkinan No Deal Brexit, atau keluar tanpa kesepakatan apapun, masih tetap ada. Apalagi waktu semakin menipis.
Saat kondisi global sedang tidak menentu, emas memang seringkali menjadi incaran investor. Mengingat sifatnya yang sebagai pelindung nilai.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Dahsyat! Harga Emas Bakal Tembus US$ 1.500/troy ounce
Hingga pukul 08:15 WIB, harga emas kontrak April di bursa COMEX naik 0,49% ke posisi US$ 1.304,4/troy ounce.
Sejak awal tahun, harga emas telah terangkat 1,80%.
Rilis data inflasi periode Februari Amerika Serikat (AS) yang terbilang cukup rendah, yaitu 1,5% YoY membuat pelaku pasar kian yakin bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan menahan suku bunga acuannya pada tahun ini.
Alhasil, dolar akan sulit untuk mengulangi kejayaannya pada tahun 2018. Pasalnya, tahun lalu The Fed menaikkan suku bunga hingga empat kali. Membuat greenback seperti tidak punya lawan yang sebanding.
Saat dolar relatif lebih lemah, maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Alhasil kilau emas makin menyilaukan bagi para investor.
Ditambah lagi voting Brexit di parlemen Inggris semalam juga masih belum meloloskan proposal yang telah direvisi oleh Perdana Menteri Theresa May.
Hingga kini, nasib Brexit masih tidak jelas. Kemungkinan No Deal Brexit, atau keluar tanpa kesepakatan apapun, masih tetap ada. Apalagi waktu semakin menipis.
Saat kondisi global sedang tidak menentu, emas memang seringkali menjadi incaran investor. Mengingat sifatnya yang sebagai pelindung nilai.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Dahsyat! Harga Emas Bakal Tembus US$ 1.500/troy ounce
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular