
Dolar AS Masih Lemas, Rupiah Lanjutkan Penetrasi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 March 2019 08:24

Tidak cuma di Asia, dolar AS juga tertekan secara global. Laju dolar AS tertahan seiring rilis data inflasi di Negeri Paman Sam.
Pada Februari, inflasi AS tercatat 1,5% year-on-year (YoY). Ini merupakan laju paling lemah sejak September 2016.
Sementara inflasi inti pada Februari adalah 2,1% YoY. Dalam 3 bulan terakhir, inflasi inti berada di angka 2,2% sehingga terlihat ada perlambatan pada Februari.
Data inflasi yang diumumkan ini adalah Consumer Price Index (CPI) atau yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia. Sementara indikator inflasi yang digunakan The Federal Reserves/The Fed adalah Personal Consumption Expenditure inti atau core PCE.
Namun data inflasi CPI ini juga menggambarkan bahwa ternyata ada indikasi konsumen di AS menahan diri. Daya beli belum kuat-kuat amat sehingga tidak mampu mendorong laju inflasi lebih cepat lagi.
Artinya, kemungkinan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2019 dan bahkan ada peluang untuk menurunkannya. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan Federal Funds Rate dipertahankan di 2,25-2,5% pada akhir 2019 adalah 87,8% dan probabilitas untuk turun menjadi 2-2,25% adalah 18,2%. Peluang untuk naik ke 2,5-2,75% adalah 0%.
Tanpa dukungan kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS (utamanya di aset berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik. Akibatnya, dolar AS masih mengalami tekanan jual seperti kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pada Februari, inflasi AS tercatat 1,5% year-on-year (YoY). Ini merupakan laju paling lemah sejak September 2016.
Sementara inflasi inti pada Februari adalah 2,1% YoY. Dalam 3 bulan terakhir, inflasi inti berada di angka 2,2% sehingga terlihat ada perlambatan pada Februari.
Namun data inflasi CPI ini juga menggambarkan bahwa ternyata ada indikasi konsumen di AS menahan diri. Daya beli belum kuat-kuat amat sehingga tidak mampu mendorong laju inflasi lebih cepat lagi.
Artinya, kemungkinan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2019 dan bahkan ada peluang untuk menurunkannya. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan Federal Funds Rate dipertahankan di 2,25-2,5% pada akhir 2019 adalah 87,8% dan probabilitas untuk turun menjadi 2-2,25% adalah 18,2%. Peluang untuk naik ke 2,5-2,75% adalah 0%.
Tanpa dukungan kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS (utamanya di aset berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik. Akibatnya, dolar AS masih mengalami tekanan jual seperti kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular