Penjualan Ritel Melesat, Saham Konsumer Diburu Investor

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 March 2019 10:42
Pesatnya penjualan barang-barang ritel di dalam negeri memantik aksi beli atas saham-saham barang konsumsi.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan sebesar 0,46%. Hingga berita ini diturunkan, terdapat tekanan bagi IHSG namun belum bisa membuatnya jatuh ke zona merah. IHSG menguat 0,1% ke level 6.372,51.

Secara sektoral, sektor barang konsumsi yang menguat 0,23% menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi kenaikan IHSG.

Saham-saham barang konsumsi yang diburu investor diantaranya: PT Delta Djakarta Tbk/DLTA (+2,66%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,93%), PT Buyung Poetra Sembada Tbk/HOKI (+1,67%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+0,53%).

Pesatnya penjualan barang-barang ritel di dalam negeri memantik aksi beli atas saham-saham barang konsumsi. Kemarin, Bank Indonesia (BI) merilis Survei Penjualan Eceran periode Januari 2019, menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,4% YoY pada bulan Januari, jauh di atas capaian periode yang sama tahun lalu yakni pertumbuhan sebesar 3,7% YoY saja.

Lebih lanjut, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Februari 2019 berada di level 15,8% YoY, juga mengalahkan capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar 9,5% YoY.

Rendahnya inflasi menjadi kunci sukses yang membuat daya beli masyarakat Indonesia begitu tinggi. Pada bulan lalu, terjadi deflasi sebesar 0,08% MoM, lebih dalam dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yakni deflasi sebesar 0,05% MoM. Sementara itu, tingkat inflasi secara tahunan diumumkan di level 2,57%.

Sejatinya, deflasi bisa diinterpretasikan sebagai bukti dari lemahnya daya beli masyarakat Indonesia. Namun, deflasi pada bulan Februari praktis hanya disumbang oleh kelompok bahan makanan yang turun hingga 1,11% MoM. Sementara itu, enam komponen pembentuk IHK lainnya membukukan kenaikan harga.



Lantas, secara keseluruhan investor melihat bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih kuat. Penurunan tingkat harga pada kelompok bahan makanan lebih disebabkan oleh berlimpahnya pasokan atau distirbusi yang baik.

Memasuki bulan Maret, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengungkapkan bahwa diharapkan harga beras bisa lebih rendah, seiring dengan Indonesia yang memasuki puncak panen.

Jika harga bahan makanan bisa terus dijaga di level yang rendah, tentu daya beli masyarakat akan semakin kuat dan penjualan ritel di bulan Maret bisa terus melesat.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article CEO Baru Unilever Tetap Pertahankan Target 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular