
Begini Kinerja Saham Rokok Sebelum & Sesudah Relaksasi Cukai

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham rokok pada perdagangan Jumat (17/4/2020) di penghujung pekan ini menguat merespons kebijakan baru Kemenkeu yang dirilis kemarin.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memberi kelonggaran bagi para pelaku usaha di industri tembakau itu melakukan pembayaran pita cukai rokoknya. Hal ini sebagai akibat dari tersendatnya logistik barang kena cukai di pasaran akibat pandemi virus Corona strain baru atau COVID-19.
Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 30/PMK.04/2020 tentang Perubahan Atas PMK Nomor 57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan Pita Cukai.
Berdasarkan catatan pukul 11:15 WIB, saham PT Gudang Garam Tbk memimpin penguatan di antara emiten saham rokok lainnya. Saham emiten berkode GGRM ini naik 3,65% menjadi Rp 46.100/saham.
Saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) menguat 3,57% menjadi Rp 116/saham, PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) melonjak 3,57% ke Rp 1.615/saham, sedangkan saham PT Indonesia Tobacco Tbk (ITIC) naik 0,51% ke Rp 3.980/saham.
Sebaliknya, saham PT Bentoel Internasional Tbk (RMBA) justru melemah 6,35% menjadi Rp 236/saham.
Dalam keterangan resminya pada Kamis (16/4/2020), Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Syarif Hidayat mengatakan relaksasi ini dapat membantu arus kas perusahaan sehingga dapat tetap menjalankan usahanya. Hal ini diharapkan menjaga logistik dan penyerapan tenaga kerja agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Namun, jika dilihat sebelum adanya kebijakan tersebut saham-saham sektor rokok memang sudah membukukan penguatan selama sebulan terakhir. Ini menunjukkan bahwa sub sektor rokok memang cukup 'kebal' dari hantaman pandemi virus corona.
Selama sebulan terakhir, saham ITIC membukukan kenaikan tertinggi di antara perusahaan sejenis (peer), yakni 61,79%, WIIM menyusul dengan reli 43,21%, GGRM naik 30,41%, HMSP melonjak 30,24%. Dan lagi-lagi, saham RMBA menjadi anomali dengan anjlok 20,81% pada periode tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500