Simak Aksi Emiten, Laba Antam hingga Pembiayaan Adira Finance

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 March 2019 09:11
Simak aksi korporasi emiten ini.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan di awal pekan ini, Senin (11/3/2019) kemarin dengan pelemahan sebesar 0,26% ke level 6.366,43.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG di antaranya PT Bank Danamon Indonesia Tbk/BDMN 3,9%, PT Bayan Resources Tbk/BYAN 4,26%, PT Bank Mandiri Tbk/BMRI 1,45%, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP 3,76%, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP 2,19%.

Performa IHSG berkebalikan dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,47%, indeks Shanghai naik 1,92%, indeks Hang Seng naik 0,97%, dan indeks Kospi naik 0,03%.

CNBC Indonesia menghimpun beberapa peristiwa dan aksi korporasi yang terjadi pada emiten-emiten yang bisa dicermati investor sebelum mengambil keputusan investasi pada perdagangan hari ini, Selasa (12/3/2019).


Meroket 540,57%, Laba Antam Capai Rp 874,42 M

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang fantastis tahun 2018.
Bagaimana tidak, laba bersih perusahaan tumbuh lima kali lipat lebih atau 540,57% secara year on year (YoY) menjadi Rp 874,42 miliar dari laba periode yang sama 2017 Rp 136,50 miliar.

Pertumbuhan laba tersebut disokong oleh naiknya pendapatan hampir dua kali lipat atau setara dengan 99,47% secara YoY. Naik menjadi Rp 25,24 triliun dari Rp 12,65 triliun. Nilai laba per saham juga ikut naik tujuh kali lipat menjadi Rp 36,39/saham dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 5,68/saham.


Ekspansi Bisnis, Antam Siapkan Capex Rp 3,3 T

Antam mengalokasikan belanja modal atau capital expenditures (capex) sebesar Rp 3,3 triliun tahun ini.Rinciannya, sebesar Rp 2,6 triliun akan dipakai untuk ekspansi bisnis, Rp 582 miliar untuk belanja rutin, dan Rp 162 miliar untuk deferred expences atau beban yang ditangguhkan.

Antam Kaji Divestasi 25% Saham Nusa Halmahera Minerals
Lagi-lagi soal Antam, manajemen perseroan menyatakan masih mengkaji soal wacana divestasi saham PT Nusa Halmahera Minerals. Meski sebelumnya, perusahaan tambang asal Australia, Newcrest Mining Limited (Newcrest) selaku pemegang saham pengendali telah menawarkan 26% sahamnya kepada perusahaan pelat merah tersebut.

Bukit Asam & Antam Bikin Usaha Patungan Senilai Rp 4,9 T
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan nilai investasi sebesar US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,90 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Perusahaan patungan ini dibentuk untuk membangun dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan PLTU yang akan dibangun itu berkapasitas 3x60 megawatt (MW) dan PLTD dengan kapasitas 3x17 MW.


Bukit Asam Garap Gasifikasi Batu Bara Senilai Rp 81,2 T

Masih soal Bukit Asam. Perseroan memperkirakan nilai investasi untuk pembangunan dua proyek hilirisasi batu bara yang akan digarapnya mencapai US$ 5,8 miliar (Rp 81,20 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai investasi tersebut akan dibagi oleh perusahaan bersama dengan partner kerjanya.

Adira Finance Bidik Pembiayaan Baru Rp 42 T
Emiten pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membidik target pembiayaan baru tahun ini mencapai Rp 42 triliun, atau naik 10% dari realisasi pembiayaan tahun 2018 sebesar Rp 38,2 triliun.

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan target pembiayaan kendaraan baru itu akan ditopang bisnis inti perusahaan, baik dari pembiayaan roda empat maupun roda dua alias sepeda motor.

"Untuk presentase, pembiayaan roda empat berkontribusi 45%, sementara roda dua 55%. Pertumbuhan bisnis tahun ini ditargetkan 5-10% secara umum," katanya dalam talkshow Squawk Box CNBC TV Indonesia bersama Maria Katarina, Senin (11/3/2019).


Saratoga jadi Pemegang Saham Pengendali MPMX

Emiten di bidang perdagangan dan jasa pengangkutan darat, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) resmi menjadi pengendali saham perusahaan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) pascaterlaksananya penawaran tender sukarela.

Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, penawaran tender sukarela tersebut terjadi pada 6 Maret 2019, di mana Saratoga memperoleh tambahan saham sebanyak 160 juta. Dengan demikian saat ini, Saratoga menjadi perusahaan pengendali MPMX dengan komposisi kepemilikan 52,52% atau 2,33 miliar saham dari sebelumnya hanya 48,61% atau 2,16 miliar saham.


IBK Tak Wajib Tender Offer Bank Mitraniaga

Industrial Bank of Korea (IBK) tidak dikenakan kewajiban untuk melakukan penawaran tender (tender offer) saham publik milik PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) setelah perusahaan resmi menjadi pemegang saham pengendali di bank tersebut.

Sekretaris Perusahaan Bank Mitraniaga Handry Husein mengatakan persetujuan dari regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni akuisisi 71% saham Mitraniaga.

Dengan demikian, jika dilakukan tender offer lagi, maka pembelian saham oleh IBK bertambah di atas 71%, lebih dari porsi saham yang disetujui oleh OJK.


Pelita Samudera Raih Kontrak Baru Rp 551,6 M

Emiten jasa angkutan laut, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) membukukan kontrak baru senilai 39,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 551,6 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.000 per dollar AS untuk pengapalan bijih nikel dan batubara selama 5 tahun.

Sekretaris Perusahaan PSSI Imelda Agustina Kiagoes mengatakan, Pelita Samudera akan memasok kebutuhan pabrik peleburan nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI). PSSI akan melakukan pengangkutan bijih nikel dari Pulau Halmahera ke Pulau Sulawesi, dan pengangkutan batubara dari Pulau Kalimantan ke Pulau Sulawesi.
(tas) Next Article Uji Resisten Baru, Intip Saham Pilihan Broker Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular