
Analisis Teknikal
Potensi Penguatan IHSG Terbuka, Tapi Asing Masih Tahan Beli
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 March 2019 17:40

Jakarta,CNBC Indonesia - Sempat mencicipi zona hijau pada awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengakhiri perdagangan di zona merah dengan melemah 0,1% ke level 6.379, Senin (11/3/2019).
Berbeda dengan IHSG, rupiah di pasar spot berhasil menguat 0,14% ke level Rp 14.285/US$, rupiah mengalami technical rebound setelah akhir pekan lalu tertekan cukup dalam hingga 1,2%.
Indeks sektor keuangan tampaknya masih belum bisa move on dengan terkoreksi 0,45% dan memberi pelemahan terbanyak yakni 8,8 poin terhadap koreksi IHSG.
Pelaku pasar masih cenderung menahan masuk kembali ke pasar saham tanah air seiring dengan belum kondusifnya situasi global.
Sentimen terdekat yakni Inggris akan melakukan pemilihan untuk mendukung atau menolak kesepakatan Brexit yang telah direvisi Perdana Menteri Theresa May pada Selasa waktu setempat.
Perdagangan saham pun berlangsung kurang ramai hanya mencatatkan Rp 6,5 triliun transaksi harian, jauh lebih kecil dari nilai transaksi hari sebelumnya yang mencapai Rp 9,2 triliun.
Investor asing juga kembali mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 504 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak dilepas asing pada hari ini di antaranya, PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 136 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 115 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 75 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 46 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 46 miliar).
Secara teknikal, tren IHSG masih mengarah pada fase penurunan jangka menengah, dikarenakan bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 50 hari (moving average/MA50).
Pola black candle yang terbentuk pada grafik IHSG pada penutupan hari ini mengindikasikan potensi penurunan IHSG pada perdagangan saham esok hari.
Namun, dari sisi momentum, potensi penguatan IHSG masih terbuka esok hari mengingat indeks telah memasuki level jenuh jualnya (overbought), menurut teknikal Stochastik Slow. Artinya IHSG kemungkinan bergerak variatif dan cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Berbeda dengan IHSG, rupiah di pasar spot berhasil menguat 0,14% ke level Rp 14.285/US$, rupiah mengalami technical rebound setelah akhir pekan lalu tertekan cukup dalam hingga 1,2%.
Indeks sektor keuangan tampaknya masih belum bisa move on dengan terkoreksi 0,45% dan memberi pelemahan terbanyak yakni 8,8 poin terhadap koreksi IHSG.
Sentimen terdekat yakni Inggris akan melakukan pemilihan untuk mendukung atau menolak kesepakatan Brexit yang telah direvisi Perdana Menteri Theresa May pada Selasa waktu setempat.
Perdagangan saham pun berlangsung kurang ramai hanya mencatatkan Rp 6,5 triliun transaksi harian, jauh lebih kecil dari nilai transaksi hari sebelumnya yang mencapai Rp 9,2 triliun.
Investor asing juga kembali mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 504 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak dilepas asing pada hari ini di antaranya, PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 136 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 115 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 75 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 46 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 46 miliar).
Secara teknikal, tren IHSG masih mengarah pada fase penurunan jangka menengah, dikarenakan bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam 50 hari (moving average/MA50).
![]() |
Pola black candle yang terbentuk pada grafik IHSG pada penutupan hari ini mengindikasikan potensi penurunan IHSG pada perdagangan saham esok hari.
Namun, dari sisi momentum, potensi penguatan IHSG masih terbuka esok hari mengingat indeks telah memasuki level jenuh jualnya (overbought), menurut teknikal Stochastik Slow. Artinya IHSG kemungkinan bergerak variatif dan cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular