
UNTR Terlempar dari Jajaran Emiten Market Cap Rp 100 T
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 March 2019 15:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu terkoreksi 1,8% dengan tutup pada level 6.383. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), posisi IHSG semakin terdesak dengan hanya menempati peringkat kelima Asia Tenggara.
Turunnya peringkat IHSG tersebut tentunya menurunkan kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) IHSG. Per 1 Maret minggu lalu, market cap IHSG mencapai Rp 7.391 triliun, sedangkan per Jumat (8/3/2019) posisi market cap IHSG berada pada Rp 7.258 triliun, terjadi penurunan Rp 133 triliun.
Dari total 628 emiten yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT United Tractors Tbk (UNTR) terlempar dari deretan emiten dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun per akhir pekan kemarin. Angka market cap tersebut berasal dari harga saham dikalikan jumlah saham beredar perusahaan.
Sehingga tersisa 12 emiten dengan market cap tertinggi dari industri Perbankan, rokok, Telekomunikasi, barang konsumsi, otomotif, pakan ternak.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Masih merajai nilai kapitalisasi pasar dengan nilai kapitalisasi Rp 670 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berada di tempat kedua dengan Rp 474 triliun.
Produsen rokok milik Philip Morris yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) menempati posisi ketiga dengan nilai Rp 438 triliun. Diikuti BUMN telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 370 triliun, dan produsen barang konsumsi cepat laku (FMCG) PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 367 triliun. Berikut data lengkapnya:
Jika di lihat secara persentase mingguan, hampir sebagian besar penghuni market cap teratas tersebut terkoreksi terkecuali GGRM. Turunnya nilai market cap di atas lebih dipengaruhi faktor global yang kurang bersahabat.
Hawa negatif datang dari Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 1,7% menjadi 1,1% untuk 2019.
Sebelumnya, China juga menurunkan target pertumbuhannya ke 6%-6,5% dari target pertumbuhan ekonomi yang dipatok di kisaran 6,5% pada periode yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Saling Sikut Emiten di Klasemen Market Cap Rp 100 T
Turunnya peringkat IHSG tersebut tentunya menurunkan kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) IHSG. Per 1 Maret minggu lalu, market cap IHSG mencapai Rp 7.391 triliun, sedangkan per Jumat (8/3/2019) posisi market cap IHSG berada pada Rp 7.258 triliun, terjadi penurunan Rp 133 triliun.
Dari total 628 emiten yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT United Tractors Tbk (UNTR) terlempar dari deretan emiten dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun per akhir pekan kemarin. Angka market cap tersebut berasal dari harga saham dikalikan jumlah saham beredar perusahaan.
Sehingga tersisa 12 emiten dengan market cap tertinggi dari industri Perbankan, rokok, Telekomunikasi, barang konsumsi, otomotif, pakan ternak.
Produsen rokok milik Philip Morris yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) menempati posisi ketiga dengan nilai Rp 438 triliun. Diikuti BUMN telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 370 triliun, dan produsen barang konsumsi cepat laku (FMCG) PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 367 triliun. Berikut data lengkapnya:
![]() |
Hawa negatif datang dari Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 1,7% menjadi 1,1% untuk 2019.
Sebelumnya, China juga menurunkan target pertumbuhannya ke 6%-6,5% dari target pertumbuhan ekonomi yang dipatok di kisaran 6,5% pada periode yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Saling Sikut Emiten di Klasemen Market Cap Rp 100 T
Most Popular