Analisis Teknikal

Rupiah Mulai Bangkit, Sempat Tertekan di Awal Perdagangan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 March 2019 12:04
Rupiah Mulai Bangkit, Sempat Tertekan di Awal Perdagangan
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah pada awal-awal perdagang sempat melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang siang, Senin (11/3/2019). Namun tiba-tiba hingga pukul 11:50 WIB, rupiah dibanderol Rp 14.280/US$ atau menguat 0,17% dibandingkan penutupan akhir pekan kemarin.

Dolar AS masih terus menguat dibandingkan dengan pergerakan mata uang kuat dunia. Hal ini tercermin dari Dolar Index yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang kuat. Pada pukul 11:07 WIB, Dollar Index (DXY) menguat 0,11% ke level 97.4.

Penguatan dolar merupakan respons atas rilis angka pengangguran yang mencapai 3,8%, terendah sejak November 2018.

Sementara kenaikan upah per jam pada Februari adalah 3,4% year-on-year (YoY). Ini menjadi kenaikan tertinggi sejak April 2009.

Kemudian tingkat pengangguran yang memasukkan orang-orang yang ingin bekerja tetapi putus asa mencari pekerjaan serta orang-orang dengan pekerjaan paruh waktu karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan penuh waktu berada di angka 7,3% juga terendah sejak Maret 2001.

Apalagi akhir pekan lalu, Bank Sentral Uni Eropa (European Central Banl/ECB) baru saja menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Uni Eropa dari 1,7% menjadi 1,1% untuk 2019. Di samping itu, ECB juga menahan suku bunga acuannya di angka 0% dan mungkin tidak akan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun.

Sebelumnya, China juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 di kisaran 6%-6,5%, melambat dibandingkan pencapaian 2018 yang tumbuh 6,6%.
Secara teknikal, rupiah sedang tertekan dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini tercermin dari pergerakan Dolar AS melawan rupiah yang lebih mendominasi pergerakan karena bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Sumber: IDR= (Refinitiv)
Mengacu pada indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) yang menggambarkan arah gerak, dolar AS pada posisi cenderung menguat (golden cross).

Namun penguatan dolar AS berpotensi mulai terbatas dan tidak segalak sebelumnya, indikator bersifat momentum yakni stochastic slow menunjukkan dolar AS sudah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought).

Pelemahan rupiah berpotensi terhenti ketika menyentuh level Rp 14.375 per dolar AS. Level tersebut merupakan penahan pelemahan (support) bagi rupiah apabila mengalami pelemahan dalam jangka pendek.


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular