
Bimbang dengan Ekonomi Dunia, Straits Time Koreksi Tipis
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 March 2019 08:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi ini dibuka dari zona merah. Gairah investor untuk melakukan akumulasi beli tampaknya mulai hilang karena sejumlah sentimen negatif.
Indeks Straits Times pada perdagangan pagi ini terkoreksi tipis 0,04% ke level 3.194,61. Sejalan dengan bursa saham utama Asia lainnya.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 17 mencatatkan penurunan harga, 5 saham menguat, sementara 8 saham tak mencatatkan perubahan harga.
Pasca melemah sebesar 0,8% sepanjang minggu lalu, indeks Straits Times belum bisa bangkit. Pasalnya, pelaku pasar masih bermain aman sembari menantikan rilis data ekonomi penting di sepanjang pekan ini.
Besok (12/3/2019), angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Januari 2019 akan diumumkan. Sehari setelahnya (13/3/2019), angka pengangguran periode kuartal-IV 2018 akan dirilis.
Perekonomian wilayah Asia memang saat ini sedang diselimuti awan gelap pasca pemerintah China memangkas target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 menjadi ke kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%. Sebagai informasi, perekonomian China tumbuh sebesar 6,6% pada tahun 2018, menjadikannya pertumbuhan paling rendah sejak 1990 silam.
Data ekonomi Singapura akan diamati oleh investor guna mengetahui apakah tekanan yang besar juga melanda perekonomian Negeri Singa.
Investor di bursa saham Asia pada perdagangan hari ini perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu dari Wall Street yang merah pada akhir pekan dan sepanjang pekan lalu. Bisa-bisa mood investor di Asia sudah jelek duluan saat melihat Wall Street yang seperti ini.
Kedua, nilai tukar dolar AS yang belum berhenti menguat. Pada pukul 05:27 WIB, Dollar Index masih menguat 0,1%.
Data ketenagakerjaan Negeri Adidaya yang ditanggapi sebagai mixed oleh bursa saham ternyata bisa menjadi pendorong berlanjutnya penguatan dolar AS. Sebab, meski pembukaan lapangan kerja terbatas tetapi pasar tenaga kerja AS masih kuat jika melihat data-data yang lebih rinci.
Angka pengangguran yang sebesar 3,8% menjadi yang terendah sejak November 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka di Zona Merah, Bursa Singapura Kurang Bergairah
Indeks Straits Times pada perdagangan pagi ini terkoreksi tipis 0,04% ke level 3.194,61. Sejalan dengan bursa saham utama Asia lainnya.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 17 mencatatkan penurunan harga, 5 saham menguat, sementara 8 saham tak mencatatkan perubahan harga.
Besok (12/3/2019), angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Januari 2019 akan diumumkan. Sehari setelahnya (13/3/2019), angka pengangguran periode kuartal-IV 2018 akan dirilis.
Perekonomian wilayah Asia memang saat ini sedang diselimuti awan gelap pasca pemerintah China memangkas target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 menjadi ke kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%. Sebagai informasi, perekonomian China tumbuh sebesar 6,6% pada tahun 2018, menjadikannya pertumbuhan paling rendah sejak 1990 silam.
Data ekonomi Singapura akan diamati oleh investor guna mengetahui apakah tekanan yang besar juga melanda perekonomian Negeri Singa.
Investor di bursa saham Asia pada perdagangan hari ini perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu dari Wall Street yang merah pada akhir pekan dan sepanjang pekan lalu. Bisa-bisa mood investor di Asia sudah jelek duluan saat melihat Wall Street yang seperti ini.
Kedua, nilai tukar dolar AS yang belum berhenti menguat. Pada pukul 05:27 WIB, Dollar Index masih menguat 0,1%.
Data ketenagakerjaan Negeri Adidaya yang ditanggapi sebagai mixed oleh bursa saham ternyata bisa menjadi pendorong berlanjutnya penguatan dolar AS. Sebab, meski pembukaan lapangan kerja terbatas tetapi pasar tenaga kerja AS masih kuat jika melihat data-data yang lebih rinci.
Angka pengangguran yang sebesar 3,8% menjadi yang terendah sejak November 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka di Zona Merah, Bursa Singapura Kurang Bergairah
Most Popular