Di Kurs Tengah BI dan Spot, Rupiah Terlemah Sejak 4 Januari!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 March 2019 10:32
Rupiah Tampaknya <i>Jetlag</i>
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sepertinya rupiah agak jetlag karena kemarin tidak diperdagangkan. Akibatnya, rupiah baru menyerap perkembangan yang terjadi kemarin plus merespons sentimen yang beredar hari ini. Sungguh beban yang berat. 

Sementara mata uang Asia sudah melemah pada perdagangan kemarin. Sehingga hari ini investor masih berkenan mengoleksi mata uang Benua Kuning karena sudah murah. 


Hari ini, sentimen utama pemberat langkah rupiah adalah perkembangan dari Eropa. Bank Sentral Uni Eropa (ECB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro untuk 2019 dari 1,7% menjadi 1,1%. 


Data-data di Benua Biru memang agak suram. Laju inflasi pada Januari 2019 tercatat 1,4% year-on-year (YoY), paling lemah dalam 9 bulan terakhir. Ini menandakan permintaan di Eropa belum pulih sehingga dunia usaha rau-ragu menaikkan harga.  

Kemudian output indutrial Zona Euro pada Desember 2018 turun 4,2% YoY. Ini menjadi penurunan paling dalam sejak November 2009. Lalu pertumbuhan ekonomi Zona Euro pada kuartal IV-2018 tercatat 1,2%, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 1,6%.  

"Kita semua sedang memasuki masa-masa pelemahan dan ketidakpastian," tutur Presiden ECB Mario Draghi, mengutip Reuters. 

Apa yang terjadi di Eropa semakin memberi konfirmasi bahwa perlambatan ekonomi dunia bukan sekadar mitos. Sebelumnya, China memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 di kisaran 6-6,5%, melambat dibandingkan pencapaian 2018 yaitu 6,6%. 

Kala ada risiko besar bernama perlambatan ekonomi dunia, investor tentu enggan berlaku agresif. Semua tentu ingin mencari selamat, dan itu lagi-lagi menguntungkan dolar AS yang berstatus aset aman (safe haven).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular