Melemah 6 Kali dalam 7 Hari, Rupiah Mulai Kehabisan 'Bensin'?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 March 2019 09:29
Faktor Eksternal Juga Tidak Mendukung Rupiah
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Tidak hanya faktor domestik, sentimen eksternal juga semakin menambah beban rupiah. Dolar AS tampaknya dalam jalur untuk kembali menjadi raja mata uang dunia, gelar yang diperoleh pada tahun lalu. 

Kini, kekuatan greenback lahir dari risiko perlambatan ekonomi global. Bank Sentral Uni Eropa (ECB) baru saja menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro dari 1,7% menjadi 1,1% untuk 2019. Sebelumnya, China juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 di kisaran 6-6,5%, melambat dibandingkan pencapaian 2018 yaitu 6,6%. 


Kala ada risiko besar bernama perlambatan ekonomi dunia, investor tentu enggan berlaku agresif. Semua tentu ingin mencari selamat, dan itu lagi-lagi menguntungkan dolar AS yang berstatus aset aman (safe haven). 

Pada awal 2019, dolar AS sempat tertekan. Namun seiring gejala perlambatan ekonomi global yang semakin terlihat, dolar AS kembali diburu pelaku pasar. 

Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) sudah menguat 1,13% dalam sepekan terakhir. Sejak awal tahun, indeks ini sekarang melesat dengan kenaikan 1,5%. 

 

Tertekan oleh sentimen domestik dan eksternal, rupiah pun seakan tidak punya pilihan lain selain melemah. Mungkin  masih terlalu awal, tetapi untuk saat ini boleh dibilang rupiah sudah kehabisan bensin.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular