
Terkendala Pasokan, Harga Minyak Bergerak Naik
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 March 2019 10:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan hari ini. Hambatan pasokan menjadi penyebab kenaikan harga si emas hitam.
Pada Kamis (7/3/2019) pukul 10:14 WIB, harga minyak jenis brent dan llight sweet naik masing-masing 0,48% dan 0,39%, Dalam sebulan terakhir, harga brent melonjak 6,93% dan light sweet melesat 7,14%.
Hari ini setidaknya ada dua penyebab kenaikan harga minyak. Pertama adalah sentimen pemotongan produksi oleh para anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC). Tahun ini, OPEC dan negara-negara produsen minyak lain seperti Rusia sepakat untuk mengurangi produksi dengan total 1,2 juta barel/hari.
"Kami memperkirakan strategi OPEC untuk menaikkan harga seperti ini akan selesai pada akhir Juni. Selepas itu, produksi akan kembali meningkat," sebut kajian Goldman Sachs, dikutip dari Reuters.
Faktor kedua, masih terkait kendala pasokan, adalah sulitnya minyak dari Venezuela untuk mengakses pasar global. Pekan ini, perusahaan minyak milik negara di Venezuela, PDVSA, mengumumkan kondisi darurat karena tidak bisa melakukan ekspor.
Hal ini tidak lepas dari kisruh politik di Venezuela. Presiden Nicolas Maduro semakin terjepit karena semakin banyak negara yang mengakui Juan Guaido (pemimpin gerakan oposisi) sebagai presiden interim negara yang banyak melahirkan Miss Universe tersebut.
Sebanyak 10 kapal tanker asal Venezuela yang sedianya mengirim minyak ke Jerman kembali dengan tangan hampa karena tidak menerima pembayaran. Jerman adalah salah satu negara yang mengakui Guaido.
Namun harga minyak tidak jatuh terlalu dalam karena pasokan dari AS yang masih melimpah. US Energy Information Administration mencatat, cadangan minyak Negeri Paman Sam pada pekan lalu naik 7,1 juta barel menjadi 452,93 juta barel. Sementara produksi minyak AS masih bertahan di kisaran 12,1 juta barel/hari, naik hampir 2 juta barel/hari dibandingkan posisi awal 2018.
"Kenaikan pasokan minyak dari AS akan menyeimbangkan kebijakan pengurangan produksi oleh OPEC. Namun ke depan, harga minyak masih dibayangi risiko penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi global," kata Alfonso Esparza, Analis Senior di OANDA, mengutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/roy) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Pada Kamis (7/3/2019) pukul 10:14 WIB, harga minyak jenis brent dan llight sweet naik masing-masing 0,48% dan 0,39%, Dalam sebulan terakhir, harga brent melonjak 6,93% dan light sweet melesat 7,14%.
"Kami memperkirakan strategi OPEC untuk menaikkan harga seperti ini akan selesai pada akhir Juni. Selepas itu, produksi akan kembali meningkat," sebut kajian Goldman Sachs, dikutip dari Reuters.
Faktor kedua, masih terkait kendala pasokan, adalah sulitnya minyak dari Venezuela untuk mengakses pasar global. Pekan ini, perusahaan minyak milik negara di Venezuela, PDVSA, mengumumkan kondisi darurat karena tidak bisa melakukan ekspor.
Hal ini tidak lepas dari kisruh politik di Venezuela. Presiden Nicolas Maduro semakin terjepit karena semakin banyak negara yang mengakui Juan Guaido (pemimpin gerakan oposisi) sebagai presiden interim negara yang banyak melahirkan Miss Universe tersebut.
Sebanyak 10 kapal tanker asal Venezuela yang sedianya mengirim minyak ke Jerman kembali dengan tangan hampa karena tidak menerima pembayaran. Jerman adalah salah satu negara yang mengakui Guaido.
Namun harga minyak tidak jatuh terlalu dalam karena pasokan dari AS yang masih melimpah. US Energy Information Administration mencatat, cadangan minyak Negeri Paman Sam pada pekan lalu naik 7,1 juta barel menjadi 452,93 juta barel. Sementara produksi minyak AS masih bertahan di kisaran 12,1 juta barel/hari, naik hampir 2 juta barel/hari dibandingkan posisi awal 2018.
"Kenaikan pasokan minyak dari AS akan menyeimbangkan kebijakan pengurangan produksi oleh OPEC. Namun ke depan, harga minyak masih dibayangi risiko penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi global," kata Alfonso Esparza, Analis Senior di OANDA, mengutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/roy) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular