
Isu Panas Nuklir Korut, Wall Street Diprediksi Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 March 2019 21:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di Wall Street diprediksi dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (6/3/2019). Kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 26 dan 4 poin, sementara indeks Nasdaq Composite diimplikasikan turun sebesar 6 poin.
Potensi ribut-ribut AS-Korea Utara membuat pelaku pasar menjauhi instrumen berisiko seperti saham. Hari ini, media asal Korea Selatan yakni Yonhap News Agency melaporkan bahwa Korea Utara telah mulai membangun kembali fasilitas uji coba senjata nuklir.
Fasilitas ini sempat mereka lucuti sebelumnya selepas pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura tahun 2018. Fasilitas yang dimaksud adalah Sohae Satellite Launching Station di Tongchang-ri, seperti dilansir dari Reuters.
Aura perpecahan selepas pertemuan ronde 2 antara Trump dan Kim di Vietnam pada minggu lalu lantas kian terasa. Dalam pertemuan yang digelar selama 2 hari tersebut, keduanya berpisah tanpa menandatangani apapun.
Celakanya, langkah nekat dari Korea Utara yang kini justru malah membangun kembali fasilitas uji coba senjata nuklirnya datang setelah Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton memberikan peringatan keras kepada Pyongyang. Bolton mengatakan bahwa AS berencana menerapkan sanksi yang baru bagi Korea Utara jika Pyongyang tak juga merelakan senjata nuklirnya.
"Jika mereka tidak mau melakukan itu [denuklirisasi], maka saya rasa sikap Presiden Trump sudah sangat jelas. Mereka tidak akan mendapatkan keringanan sanksi ekonomi dan justru kami akan mempertimbangkan untuk menambah sanksinya," tegas Bolton dalam wawancara dengan Fox Business Network, dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, tekanan bagi bursa saham Negeri Paman Sam datang dari rilis data ekonomi yang mengecewakan. Sekitar 45 menit yang lalu, angka penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian periode Februari diumumkan sebanyak 183.000, lebih sedikit dari konsensus yang sebanyak 190.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Pada pukul 24:00 WIB (7/3/2019), Presiden The Fed New York John Williams dijadwalkan berbicara di Economic Club of New York. Pelaku pasar akan mencermati pemaparan dari Williams guna mencari petunjuk terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuan The Fed ke depannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Trump-Kim Batal Sepakat, Wall Street Diprediksi Melemah
Potensi ribut-ribut AS-Korea Utara membuat pelaku pasar menjauhi instrumen berisiko seperti saham. Hari ini, media asal Korea Selatan yakni Yonhap News Agency melaporkan bahwa Korea Utara telah mulai membangun kembali fasilitas uji coba senjata nuklir.
Fasilitas ini sempat mereka lucuti sebelumnya selepas pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura tahun 2018. Fasilitas yang dimaksud adalah Sohae Satellite Launching Station di Tongchang-ri, seperti dilansir dari Reuters.
Aura perpecahan selepas pertemuan ronde 2 antara Trump dan Kim di Vietnam pada minggu lalu lantas kian terasa. Dalam pertemuan yang digelar selama 2 hari tersebut, keduanya berpisah tanpa menandatangani apapun.
Celakanya, langkah nekat dari Korea Utara yang kini justru malah membangun kembali fasilitas uji coba senjata nuklirnya datang setelah Penasehat Keamanan Nasional AS John Bolton memberikan peringatan keras kepada Pyongyang. Bolton mengatakan bahwa AS berencana menerapkan sanksi yang baru bagi Korea Utara jika Pyongyang tak juga merelakan senjata nuklirnya.
![]() |
"Jika mereka tidak mau melakukan itu [denuklirisasi], maka saya rasa sikap Presiden Trump sudah sangat jelas. Mereka tidak akan mendapatkan keringanan sanksi ekonomi dan justru kami akan mempertimbangkan untuk menambah sanksinya," tegas Bolton dalam wawancara dengan Fox Business Network, dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, tekanan bagi bursa saham Negeri Paman Sam datang dari rilis data ekonomi yang mengecewakan. Sekitar 45 menit yang lalu, angka penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian periode Februari diumumkan sebanyak 183.000, lebih sedikit dari konsensus yang sebanyak 190.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Pada pukul 24:00 WIB (7/3/2019), Presiden The Fed New York John Williams dijadwalkan berbicara di Economic Club of New York. Pelaku pasar akan mencermati pemaparan dari Williams guna mencari petunjuk terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuan The Fed ke depannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Trump-Kim Batal Sepakat, Wall Street Diprediksi Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular