Hanya Dua Sukuk Terbit, Pemerintah Tetap Raup Rp 8,9 T

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
05 March 2019 19:56
Pemerintah menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) senilai Rp 8,9 triliun dalam lelang rutin hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) senilai Rp 8,9 triliun dalam lelang rutin hari ini, Selasa (5/3/2019). Jumlah tersebut di atas target indikatif sebesar Rp 8 triliun. 

Nilai penerbitan tersebut juga masih di atas rerata penerbitan sukuk pemerintah sejak awal tahun senilai Rp 8,63 triliun. Penerbitan tersebut dilakukan di tengah ramainya permintaan meskipun pasar sekunder obligasi hari ini masih melemah. 

Rilis Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) menunjukkan nilai permintaan yang masuk dalam lelang mencapai Rp 23,17 triliun. Jumlah permintaan itu di atas lelang sebelumnya Rp 21,32 triliun dan masih di atas nilai rerata penawaran sejak awal tahun Rp 21,3 triliun. 


Dalam lelang itu, pemerintah juga hanya menerbitkan dua seri, yaitu sukuk berbasis proyek (project based sukuk/PBS) seri 014 dan PBS019. 

Dari total nilai penerbitan, sebanyak Rp 7,8 triliun berasal dari seri PBS014 yang akan jatuh tempo pada 2021, dan sisanya Rp 1,1 triliun berupa PBS019 yang akan jatuh tempo pada 2023. 


Untuk PBS014, tingkat rerata yield tertimbang yang dimenangkan masih berada di antara rentang prediksi pelaku pasar, tetapi untuk PBS019 berada di bawah prediksi.
 

Kondisi itu mencerminkan posisi pemerintah hari ini yang lebih kuat dibandingkan dengan posisi peserta lelang terutama karena dengan penetapan yield yang dimenangkan rendah, pemerintah masih dapat menerbitkan surat berharga negara (SBN) dalam jumlah yang masih di atas target.

 
Seri SBNPrediksi MNC SekuritasPrediksi Mandiri SekuritasRealisasi Lelang
SPN-S 060920196.40625%-6.50000%6.45% (6.406-6.5%) -
PBS0147.31250%-7.40625%7.42% (7.375-7.469%) 7.395%
PBS0197.62500%-7.71875%7.61% (7.563-7.656%) 7.557%
PBS0228.43750%-8.53125%8.52% (8.469-8.563%) -
FR00158.78125%- 8.87500%8.92% (8.875-8.969%) -
Sumber: Diolah

Terkait dengan pasar obligasi, harga efek utang rupiah pemerintah konvensional masih ditutup terkoreksi. 

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 


SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.

Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR 0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 1,3 basis poin (bps). Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Dua seri lain yaitu acuan 10 tahun dan 20 tahun masih terkoreksi juga, tetapi tidak dengan FR0077 yang bertenor 5 tahun karena masih mampu menguat yaitu 1,4 bps.

 
Yield Obligasi Negara Acuan 5 Mar 2019
SeriJatuh tempoYield 4 Mar 2019 (%)Yield 5 Mar 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 5 Mar'19
FR00775 tahun7.4887.474-1.407.429
FR007810 tahun7.8597.860.107.8433
FR006815 tahun8.2018.2141.308.1843
FR007920 tahun8.3138.3231.008.3116
Avg movement0.25
Sumber: Refinitiv  

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.  

Indeks tersebut turun 0,11 poin (0,05%) menjadi 242,45 dari posisi kemarin 242,56. 

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 512 bps, melebar dari posisi kemarin 511 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun turun tipis hingga 2,73% dari posisi kemarin 2,74%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun dan 5 tahun, kembali berseberangan setelah sebelumnya bergerak normal (tidak inversi) sejak akhir pekan lalu. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

 
Yield US Treasury Acuan 5 Mar 2019
SeriBenchmarkYield 4 Mar 2019 (%)Yield 5 Mar 2019 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.4322.4663 bulan-5 tahun-8.4
UST 20202 Tahun2.5452.5592 tahun-5 tahun0.9
UST 20213 Tahun2.5222.5393 tahun-5 tahun-1.1
UST 20235 Tahun2.5312.553 bulan-10 tahun-27.3
UST 202810 Tahun2.7222.7392 tahun-10 tahun-18
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 945,88 triliun SBN, atau 38,03% dari total beredar Rp 2.486 triliun berdasarkan data per 4 Maret.  

Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 52,63 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di India, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Afsel. Di negara maju, seluruh pasar obligasi utama mengalami koreksi.

 
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 4 Mar 2019 (%)Yield 5 Mar 2019 (%)Selisih (basis poin)
Brasil9.029.097.00
China3.2133.2281.50
Jerman0.1590.1812.20
Perancis0.5590.5761.70
Inggris 1.2741.2841.00
India7.5917.558-3.30
Jepang0.0020.010.80
Malaysia3.913.897-1.30
Filipina6.3356.292-4.30
Rusia8.428.431.00
Singapura2.2652.241-2.40
Thailand2.572.5750.50
Amerika Serikat2.722.7391.90
Afrika Selatan8.7058.665-4.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/tas) Next Article 7 Hari 7 Malam, Obligasi RI Unjuk Kekuatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular