
Permintaan Berpotensi Meningkat, Harga Batu Bara Kembali Naik
taa, CNBC Indonesia
04 March 2019 08:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (1/3/2019), harga batu bara Newcastle kontrak Maret ditutup menguat sebesar 1% ke posisi uS$ 97/metrik ton, setelah sehari sebelumnya (28/2/2019) juga ditutup naik 1,2%.
Selama sepekan, harga batu bara sudah terdongkrak 2,05% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harganya masih tercatat melemah 4,06%.
Sejumlah sentimen positif mewarnai pergerakan harga batu bara yang sudah naik selama empat hari perdagangan secara beruntun.
Kuatnya optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS)-China membuat pelaku pasar batu bara ikut sumringah. Sebab bila hubungan dagang kedua negara kembali lancar, maka permintaan di sektor manufaktur juga akan meningkat. Akibatnya permintaan batu bara bisa meningkat.
Selain itu, pada pekan lalu Biro Statistik Nasional China (NBS) mengumumkan bahwa konsumsi batu bara Negeri Panda pada tahun 2018 masih meningkat sebesar 1%. Padahal di tahun tersebut, China mengalami perlambatan ekonomi yang cukup parah, bahkan yang paling lambat sejak 1990.
Meningkatnya konsumsi dari China tentu saja membuat pasar bergairah. Pasalnya, setengah dari konsumsi batu bara dunia sudah dipegang oleh China sendirian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/prm) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Selama sepekan, harga batu bara sudah terdongkrak 2,05% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harganya masih tercatat melemah 4,06%.
Kuatnya optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS)-China membuat pelaku pasar batu bara ikut sumringah. Sebab bila hubungan dagang kedua negara kembali lancar, maka permintaan di sektor manufaktur juga akan meningkat. Akibatnya permintaan batu bara bisa meningkat.
Selain itu, pada pekan lalu Biro Statistik Nasional China (NBS) mengumumkan bahwa konsumsi batu bara Negeri Panda pada tahun 2018 masih meningkat sebesar 1%. Padahal di tahun tersebut, China mengalami perlambatan ekonomi yang cukup parah, bahkan yang paling lambat sejak 1990.
Meningkatnya konsumsi dari China tentu saja membuat pasar bergairah. Pasalnya, setengah dari konsumsi batu bara dunia sudah dipegang oleh China sendirian.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/prm) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular