
Sempat Terpukul Gegara AS-China, IHSG Tertolong Deflasi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 March 2019 09:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada pekan ini. Gerak IHSG mirip wahana roller coaster, naik-turun lumayan tajam.
Sepanjang pekan ini, IHSG melemah tipis 0,02% atau nyaris stagnan. Namun IHSG tidak mampu bertahan di kisaran 6.500.
Sementara indeks saham utama Asia bergerak variatif. Ada yang menguat tajam seperti Shanghai Composite, tetapi ada pula yang terkoreksi dalam misalnya Kospi dan Straits Times.
Berikut perubahan indeks saham utama Benua Kuning pada pekan ini:
Pada awal pekan, pasar keuangan Asia ramai-ramai bergerak ke utara alias menguat. Penyebabnya adalah hawa damai dagang AS-China yang semakin kuat.
Selepas perundingan intensif selama 2 minggu di Beijing dan Washington, kedua negara terlihat harmonis. Bahkan sudah ada garis besar kesepakatan dagang yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan.
Investor semakin berbunga-bunga kala Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk atas impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Seyogianya kenaikan tersebut berlaku mulai 2 Maret, alias hari ini.
Namun karena dialog yang mulus, Trump akhirnya memutuskan untuk menunda kenaikan tersebut sampai batas waktu yang belum ditentukan. Robert Lighthizer, Kepala Perwakilan Dagang AS, mengungkapkan peraturan pemerintah yang mengatur penundaan ini akan terbit tidak lama lagi.
Bahkan kemudian Trump berencana mengundang Presiden China Xi Jinping ke resor golf miliknya di Florida untuk finalisasi dan pengesahan kesepakatan dagang. Pertemuan itu dijadwalkan berlangsung bulan ini.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar memasang mode agresif. Aset-aset berisiko seperti saham, apalagi di negara berkembang Asia, menjadi incaran. IHSG dkk pun berhasil melesat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sepanjang pekan ini, IHSG melemah tipis 0,02% atau nyaris stagnan. Namun IHSG tidak mampu bertahan di kisaran 6.500.
Berikut perubahan indeks saham utama Benua Kuning pada pekan ini:
Pada awal pekan, pasar keuangan Asia ramai-ramai bergerak ke utara alias menguat. Penyebabnya adalah hawa damai dagang AS-China yang semakin kuat.
Selepas perundingan intensif selama 2 minggu di Beijing dan Washington, kedua negara terlihat harmonis. Bahkan sudah ada garis besar kesepakatan dagang yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan.
Investor semakin berbunga-bunga kala Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk atas impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Seyogianya kenaikan tersebut berlaku mulai 2 Maret, alias hari ini.
Namun karena dialog yang mulus, Trump akhirnya memutuskan untuk menunda kenaikan tersebut sampai batas waktu yang belum ditentukan. Robert Lighthizer, Kepala Perwakilan Dagang AS, mengungkapkan peraturan pemerintah yang mengatur penundaan ini akan terbit tidak lama lagi.
Bahkan kemudian Trump berencana mengundang Presiden China Xi Jinping ke resor golf miliknya di Florida untuk finalisasi dan pengesahan kesepakatan dagang. Pertemuan itu dijadwalkan berlangsung bulan ini.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar memasang mode agresif. Aset-aset berisiko seperti saham, apalagi di negara berkembang Asia, menjadi incaran. IHSG dkk pun berhasil melesat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Deflasi Jadi Penyelamat IHSG
Pages
Most Popular