Walau Investor Asing Jualan Rp 165 M, IHSG Menguat 0,86%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 March 2019 12:38
Deflasi Buat Saham-Saham Barang Konsumsi Laris Manis
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Indeks sektor barang konsumsi yang melejit 1,53% menjadi motor utama penguatan IHSG. Saham-saham barang konsumsi gencar diburu investor menyusul rilis data Indeks Harga Konsumsi (IHK) periode Februari 2019.

Pada pagi hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pada bulan Februari terjadi deflasi sebesar 0,08% MoM, lebih dalam dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yakni deflasi sebesar 0,05% MoM. Sementara itu, tingkat inflasi secara tahunan diumumkan di level 2,57%.

Sejatinya, deflasi bisa diinterpretasikan sebagai bukti dari lemahnya daya beli masyarakat Indonesia. Namun, deflasi pada bulan Februari praktis hanya disumbang oleh kelompok bahan makanan yang turun hingga 1,11% MoM. Sementara itu, enam komponen pembentuk IHK lainnya membukukan kenaikan harga.

Lantas, secara keseluruhan investor melihat bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih kuat. Penurunan tingkat harga pada kelompok bahan makanan lebih disebabkan oleh berlimpahnya pasokan atau distirbusi yang baik.
Lantaran daya beli masyarakat Indonesia dianggap masih kuat, aksi beli atas saham-saham barang konsumsi dilakukan.

Memasuki bulan Maret, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengungkapkan bahwa diharapkan harga beras bisa lebih rendah, seiring dengan Indonesia yang memasuki puncak panen.


Jika harga bahan makanan bisa terus dijaga di level yang rendah, tentu daya beli masyarakat akan semakin kuat.

Saham-saham barang konsumsi yang banyak diburu investor diantaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+4,74%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+2,01%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,22%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+1,06%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+0,87%). (ank/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular