
Kesepakatan Nuklir & Dagang Masih Jauh, Obligasi RI Koreksi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
01 March 2019 10:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka terkoreksi pada awal perdagangan hari ini.
Pelemahan seiring dengan terganjal-nya kesepakatan nuklir Amerika Serikat (AS)-Korea Utara (Korut) dan damai dagang AS-China yang masih jauh dari kata sepakat.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksi-nya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0078 dengan kenaikan yield 3 basis poin (bps). Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yang terkoreksi daalah FR0079 bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 0,1 bps menjadi 8,26%.
Dua seri lain yaitu acuan 5 tahun dan 15 tahun masih menguat meskipun lebih tipis.
Yield Obligasi Negara Acuan 1 Mar 2019
Sumber: Refinitiv
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya dialami China, India, dan Rusia sedangkan pasar obligasi negara lain terkoreksi.
Di negara maju, pasar obligasi negara Eropa kompak menguat yaitu pasar bund Jerman, gilt Inggris, dan OAT Perancis.
Kondisi itu mencerminkan pelaku pasar global sedang meminat instrumen yang dianggap lebih aman dan mengindari risiko seperti instrumen investasi negara berkenang.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article AS-China Makin Tak Jelas, Reli Harga SUN Berakhir
Pelemahan seiring dengan terganjal-nya kesepakatan nuklir Amerika Serikat (AS)-Korea Utara (Korut) dan damai dagang AS-China yang masih jauh dari kata sepakat.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0078 dengan kenaikan yield 3 basis poin (bps). Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yang terkoreksi daalah FR0079 bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 0,1 bps menjadi 8,26%.
Dua seri lain yaitu acuan 5 tahun dan 15 tahun masih menguat meskipun lebih tipis.
Yield Obligasi Negara Acuan 1 Mar 2019
Seri | Jatuh tempo | Yield 28 Feb 2019 (%) | Yield 1 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 28 Feb'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.536 | 7.53 | -0.60 | 7.4796 |
FR0078 | 10 tahun | 7.801 | 7.831 | 3.00 | 7.7836 |
FR0068 | 15 tahun | 8.128 | 8.127 | -0.10 | 8.1247 |
FR0079 | 20 tahun | 8.263 | 8.264 | 0.10 | 8.2451 |
Avg movement | 0.60 |
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya dialami China, India, dan Rusia sedangkan pasar obligasi negara lain terkoreksi.
Di negara maju, pasar obligasi negara Eropa kompak menguat yaitu pasar bund Jerman, gilt Inggris, dan OAT Perancis.
Kondisi itu mencerminkan pelaku pasar global sedang meminat instrumen yang dianggap lebih aman dan mengindari risiko seperti instrumen investasi negara berkenang.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 28 Feb 2019 (%) | Yield 1 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 8.97 | 9.02 | 5.00 |
China | 3.208 | 3.205 | -0.30 |
Jerman | 0.185 | 0.184 | -0.10 |
Perancis | 0.577 | 0.569 | -0.80 |
Inggris | 1.304 | 1.293 | -1.10 |
India | 7.673 | 7.591 | -8.20 |
Italia | 2.759 | 2.77 | 1.10 |
Jepang | -0.023 | -0.012 | 1.10 |
Malaysia | 3.885 | 3.899 | 1.40 |
Filipina | 6.367 | 6.381 | 1.40 |
Rusia | 8.47 | 8.42 | -5.00 |
Singapura | 2.257 | 2.272 | 1.50 |
Thailand | 2.49 | 2.51 | 2.00 |
Turki | 14.45 | 14.47 | 2.00 |
Amerika Serikat | 2.711 | 2.719 | 0.80 |
Afrika Selatan | 8.7 | 8.71 | 1.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article AS-China Makin Tak Jelas, Reli Harga SUN Berakhir
Most Popular