
Deflasi Lebih Dalam dari Ekspektasi, IHSG Bergerak Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 March 2019 09:51

Di sisi lain, pelaku pasar saham Indonesia patut mewaspadai tekanan jual yang bisa datang seiring dengan hasil pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam. Pertemuan yang digelar pada tanggal 27 dan 28 Februari tersebut berakhir tanpa adanya kesepakatan apapun.
Padahal, Gedung Putih sebelumnya melaporkan bahwa Trump dan KIm akan menghadiri penandatangan perjanjian bersama kemarin sore waktu setempat.
Dari konferensi pers Trump yang digelar di hotel tempatnya menginap yakni JW Marriott, diketahui bahwa Korea Utara hanya bersedia untuk melakukan denuklirisasi di beberapa area yang dianggap tak begitu signifikan oleh AS. Sebagai gantinya, Korea Utara meminta seluruh sanksi yang telah dibebankan oleh AS untuk dicabut, sebuah hal yang tak bisa dipenuhi AS.
“Terkadang Anda harus meninggalkannya, dan ini hanyalah salah satu dari waktu tersebut. Ada sebuah perbedaan [dengan Korea Utara],” kata Trump dalam konferensi persnya, Kamis (28/2/2019).
Dari pihak Korea Utara, Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho menyatakan sebenarnya Pyongyang hanya ingin pencabutan sebagian sanksi, terutama yang terkait dengan kehidupan masyarakat dan tidak terkait dengan sanksi militer. Untuk itu, Korea Utara bersedia melucuti fasilitas pengembangan nuklir di Yongbyon, termasuk unit pengembangan plutonium dan uranium.
"Mungkin kita tidak akan mendapat kesempatan seperti ini lagi. Padahal kita butuh langkah awal menuju denuklirisasi yang sepenuhnya. Posisi kami tidak akan berubah, bahkan jika AS kembali mengajak ke meja perundingan, posisi kami tidak akan berubah," papar Ri.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Padahal, Gedung Putih sebelumnya melaporkan bahwa Trump dan KIm akan menghadiri penandatangan perjanjian bersama kemarin sore waktu setempat.
Dari konferensi pers Trump yang digelar di hotel tempatnya menginap yakni JW Marriott, diketahui bahwa Korea Utara hanya bersedia untuk melakukan denuklirisasi di beberapa area yang dianggap tak begitu signifikan oleh AS. Sebagai gantinya, Korea Utara meminta seluruh sanksi yang telah dibebankan oleh AS untuk dicabut, sebuah hal yang tak bisa dipenuhi AS.
“Terkadang Anda harus meninggalkannya, dan ini hanyalah salah satu dari waktu tersebut. Ada sebuah perbedaan [dengan Korea Utara],” kata Trump dalam konferensi persnya, Kamis (28/2/2019).
Dari pihak Korea Utara, Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho menyatakan sebenarnya Pyongyang hanya ingin pencabutan sebagian sanksi, terutama yang terkait dengan kehidupan masyarakat dan tidak terkait dengan sanksi militer. Untuk itu, Korea Utara bersedia melucuti fasilitas pengembangan nuklir di Yongbyon, termasuk unit pengembangan plutonium dan uranium.
"Mungkin kita tidak akan mendapat kesempatan seperti ini lagi. Padahal kita butuh langkah awal menuju denuklirisasi yang sepenuhnya. Posisi kami tidak akan berubah, bahkan jika AS kembali mengajak ke meja perundingan, posisi kami tidak akan berubah," papar Ri.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Pages
Most Popular