Perang Dagang & Denuklirisasi Bawa IHSG Anjlok 1,26%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 February 2019 16:59
Perang Dagang & Denuklirisasi Bawa IHSG Anjlok 1,26%
Foto: Oppo Stock In Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka naik tipis 0,02%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru kemudian mengalami sell-off dan anjlok 1,26% ke level 6.443,35 pada akhir perdagangan. IHSG lantas harus rela ditutup di bawah level psikologis 6.500 untuk kali pertama dalam 7 hari perdagangan.

Berbicara mengenai level psikologis, dalam beberapa waktu terakhir terlihat jelas bahwa level 6.500 merupakan level psikologis yang benar-benar kuat bagi IHSG. Kala sudah menembus level ini, penguatan IHSG langsung menjadi terbatas. Dibutuhkan katalis yang benar-benar kuat supaya IHSG bisa loncat ke level 6.600.

Pada perdagangan hari ini, sentimen-sentimen yang ada justru negatif. Perang dagang dan perang nuklir membuat investor melepas saham-saham di kawasan Asia. IHSG tak melemah sendirian hari ini.

Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak diperdagangkan melemah: indeks Nikkei turun 0,79%, indeks Shanghai melemah 0,44%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,43%, indeks Straits Times jatuh 0,98%, dan indeks Kospi anjlok 1,76%.

Pasca optimisme pelaku pasar terkait prospek damai dagang AS-China sempat membuncah menyusul perpanjangan periode gencatan senjata kedua negara, kini optimisme tersebut menjadi surut.

Pasalnya, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara seolah mengingatkan investor bahwa damai dagang AS-China sejati-nya masih jauh dari realitas.

Berbicara di hadapan House Ways and Means Committee, Lighthizer menyatakan bahwa sebuah negosiasi tidak akan begitu saja mengubah hubungan dagang AS-China.

"Kenyataannya adalah ini menjadi tantangan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Saya tidak cukup bodoh untuk percaya satu negosiasi bisa mengubahnya," kata Lighthizer, mengutip Reuters.

Apabila AS-China sampai batal mencapai kesepakatan damai dagang, lanjut Lighthizer, maka dirinya tidak akan segan untuk kembali menaikkan bea masuk. Sebab bea masuk adalah satu-satunya alat untuk menekan China agar melakukan reformasi struktural.

Sebagai informasi, reformasi struktural yang dimaksud oleh Lighthizer adalah mengenai pemaksaan transfer teknologi terhadap perusahaan asal AS yang menjalankan bisnis-nya di China. Ada juga permasalahan manipulasi kurs untuk mendongkrak kinerja ekspor.

Kalau sampai perang dagang tereskalasi, dipastikan bahwa ekonomi AS dan China akan semakin tertekan. Belum tereskalasi saja, data ekonomi di kedua negara sudah menunjukkan sinyal perlambatan.

Di AS, kemarin (27/2/2019) pemesanan produk-produk manufaktur periode Desember 2018 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan hingga 1,5% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.

Sehari sebelumnya yakni pada hari Selasa (26/2/2019), angka pembangunan hunian baru periode Desember 2018 diumumkan sejumlah 1,08 juta unit saja (annualized), di bawah konsensus yang sejumlah 1,25 juta unit, juga dilansir dari Forex Factory. Setelah begitu lama dinantikan dengan penuh optimisme, pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berakhir tanpa kesepakatan apapun.

Sebelumnya Gedung Putih mengatakan bahwa kedua pimpinan negara akan menghadiri penandatangan perjanjian bersama pada sore hari ini waktu setempat. Namun kenyatannya, pertemuan Trump dan Kim malah diakhiri lebih cepat dan penandatangan perjanjian bersama dibatalkan.

Dari konferensi pers Trump, diketahui bahwa Korea Utara hanya bersedia untuk melakukan denuklirisasi di beberapa area yang dianggap tak begitu signifikan oleh AS. Sebagai gantinya, Korea Utara meminta seluruh sanksi yang telah dibebankan oleh AS untuk dicabut, sebuah hal yang tak bisa dipenuhi AS.

“Terkadang Anda harus meninggalkannya, dan ini hanyalah salah satu dari waktu tersebut…. Ada sebuah perbedaan (dengan Korea Utara),” kata Trump dalam konferensi persnya di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019).

Memang, Trump mencoba menebar aura positif dalam konferensi persnya.

“Kim berjanji kepada saya tadi malam bahwa ia tidak akan melakukan uji coba roket dan nuklir," kata Trump.

Trump juga mengatakan bahwa mereka berpisah dalam kondisi yang baik.

"Kami pergi dengan rasa bersahabat. Kami saling berjabat tangan," ujarnya.

Namun tetap saja, ribut-ribut AS-Korea utara bisa kembali terjadi seperti yang sering kita lihat sebelum Trump dan Kim melakukan pertemuan pertama di Singapura pada tahun lalu. Seiring dengan risiko besar yang dihadapi, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 1,29 triliun di pasar saham tanah air.

Potensi ribut-ribut AS-Korea Utara nampak menjadi kekhawatiran utama dari investor asing. Pasalnya, per akhir sesi 1 kala nasib pertemuan Trump dan Kim belum diketahui, investor asing masih membukukan beli bersih senilai Rp 286 miliar.

5 besar saham yang dilepas oleh investor asing adalah: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 479,1 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 148,5 miliar), PT JAPFA Tbk/JPFA (Rp 113,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 70,9 miliar), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 64,3 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article AS-Korut No Deal, Asing Bawa Kabur Rp 929 M dari Pasar Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular