Duh! Kabar Buruk dari Vietnam Buat Rupiah Kian Merana

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 February 2019 13:50
Duh! Kabar Buruk dari Vietnam Buat Rupiah Kian Merana
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan rupiah kian dalam saja. Dibuka flat di level Rp 14.025/dolar AS, rupiah kemudian melemah 0,25% di pasar spot ke level Rp 14.060/dolar AS. Pada pukul 13:36 WIB, pelemahan rupiah bertambah dalam menjadi 0,33% ke level Rp 14.071/dolar AS.

Walaupun pelemahannya tambah dalam, jika disandingkan dengan mata uang negara-negara kawasan Asia posisi rupiah justru sedikit membaik. Pasalnya, ada won yang jatuh hingga 0,45%. Rupiah tak lagi menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan Asia seperti pada pagi hari tadi.

Jika dibandingkan dengan posisi pada pagi hari, mayoritas mata uang negara-negara kawasan Asia berada di posisi yang lebih lemah melawan dolar AS.



Kabar kurang mengenakan yang datang dari Vietnam membuat pelaku pasar kian gencar untuk beralih memeluk dolar AS sebagai safe haven. Sekitar 30 menit yang lalu, Gedung Putih mengumumkan bahwa terjadi perubahan jadwal dalam pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seperti dilansir dari CNBC International.

Pertemuan tersebut diinformasikan akan berakhir dalam 30 menit, jauh lebih cepat dari yang sebelumnya dijadwalkan. Padahal, sebelumnya Gedung Putih mengatakan bahwa kedua pimpinan negara akan menghadiri penandatangan perjanjian bersama pada sore hari waktu setempat.

Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders tak menjelaskan alasan dibalik perubahan jadwal tersebut dan dirinya menolak untuk menginformasikan apakah penandatangan perjanjian bersama masih akan dilakukan, dilansir dari CNBC International.

Konferensi pers oleh Trump yang semula dijadwalkan pada pukul 15:50 waktu setempat kini dimajukan menjadi pukul 14:00.

Perubahan jadwal secara sangat mendadak tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa kedua belah pihak tak berhasil mencapai kata sepakat terkait dengan denuklirisasi oleh pihak Korea Utara.
Ketidakpastian mengenai jalannya pertemuan Trump dan Kim melengkapi sentimen negatif bagi rupiah yang sebelumnya datang dari potensi eskalasi perang dagang AS-China.

Dalam beberapa hari terakhir, optimisme pelaku pasar atas prospek damai dagang AS-China sempat membuncah pasca Trump memutuskan untuk memperpanjang periode gencatan senjata dengan China.

Namun, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara seolah mengingatkan investor bahwa damai dagang AS-China sejatinya masih jauh.

Berbicara di hadapan House Ways and Means Committee, Lighthizer menyatakan bahwa sebuah negosiasi tidak akan begitu saja mengubah hubungan dagang AS-China.

"Kenyataannya adalah ini menjadi tantangan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Saya tidak cukup bodoh untuk percaya satu negosiasi bisa mengubahnya," kata Lighthizer, mengutip Reuters.

Apabila AS-China sampai batal mencapai kesepakatan damai dagang, lanjut Lighthizer, maka dirinya tidak akan segan untuk kembali menaikkan bea masuk. Sebab bea masuk adalah satu-satunya alat untuk menekan China agar melakukan reformasi struktural.

Sebagai informasi, reformasi struktural yang dimaksud oleh Lighthizer adalah mengenai pemaksaan transfer teknologi terhadap perusahaan asal AS yang menjalankan bisnis-nya di China. Ada juga permasalahan manipulasi kurs untuk mendongkrak kinerja ekspor.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular