CNBC Indonesia Outlook 2019

Bisakah Bunga Kredit RI Setara Thailand? Ini Kata Ketua OJK

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 February 2019 11:19
Pasalnya, kondisi 2019 lebih baik ketimbang tahun sebelumnya.
Foto: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat berdiskusi dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kredit perbankan adalah 'darah' bagi aktivitas perekonomian. Oleh karena itu, suku bunga kredit perbankan menjadi faktor yang penting untuk menentukan arah pertumbuhan ekonomi.

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan arah suku bunga kredit sebenarnya masih bisa turun. Pasalnya, kondisi 2019 lebih baik ketimbang tahun sebelumnya.

"The Fed (Federal Reserves, bank sentral Amerika Serikat) mungkin hanya akan sekali (menaikkan suku bunga). Jadi portfolio investment lebih mengalir ke Indonesia dan menjadi benefit bagi sektor keuangan," jelas Wimboh dalam acara CNBC Indonesia Outlook 2019 di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Tingginya arus modal ke sektor keuangan Indonesia, lanjut Wimboh, menyebabkan imbal hasil (yield) obligasi turun. Ini menyebabkan biaya dana (cost of fund) perbankan turun sehingga tidak perlu ada kenaikan suku bunga deposito dan kemudian kenaikan suku bunga kredit.

Saat ini, suku bunga kredit korporasi perbankan nasional berada di kisaran 9-13%. Lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Thailand.

"Thailand itu sekitar 7%. Kita arahnya ke sana lah," ujar Wimboh.

Salah satu faktor yang bisa membantu menurunkan suku bunga perbankan, menurut Wimboh, adalah inflasi. Wimboh menilai inflasi saat ini masih terkendali, sehingga ada ruang untuk menurunkan suku bunga.

"Inflasi terkendali, jadi tidak ada alasan suku bunga tidak turun," tegasnya.


(aji/hps) Next Article Produk Fintech Sering Buat Cuci Uang, Ini Kata Eks Bos OJK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular