Laba Bersih Astra di 2018 Naik 15% Jadi Rp 21,67 T

tahir saleh, CNBC Indonesia
27 February 2019 17:07
PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih sepanjang tahun lalu mencapai Rp 21,67 triliun, naik 15%.
Foto: Menara Astra (dok. Astra)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih sepanjang tahun lalu mencapai Rp 21,67 triliun, naik 15% dibandingkan dengan laba periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 18,85 triliun.

Kenaikan laba bersih ini seiring dengan pendapatan perseroan yang naik hingga 16% menjadi Rp 239,21 triliun dari sebelumnya Rp 206,06 triliun, 
dengan pertumbuhan pendapatan pada hampir semua segmen bisnis, terutama dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta otomotif.

"Grup mencapai kinerja yang baik pada tahun 2018, tetapi situasi bisnis tahun 2019 tampaknya lebih menantang karena ketidakpastian kondisi makro ekonomi, pasar mobil yang sangat kompetitif, dan penurunan harga komoditas," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, dalam siaran pers, Rabu (27/2/2019).

Dia menjelaskan kenaikan laba bersih Astra tahun lalu 
disebabkan peningkatan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, serta segmen bisnis jasa keuangan. Kenaikan segmen-segmen itu mampu menutupi lini bisnis lain yang turun yakni agribisnis dan otomotif.

Pelemahan mata uang rupiah sepanjang tahun juga menekan margin
bisnis manufaktur Grup Astra. Namun tekanan ini, kata Prijono, dapat diimbangi oleh dampak positif dari kontraktor penambangan dan aktivitas ekspor otomotif.


Dari sektor otomotif, laba bersih dari bisnis otomotif Grup Astra turun 4% menjadi Rp 8,51 triliun dari sebelumnya Rp 8,86 triliun, terutama
disebabkan penurunan margin operasi, walaupun terdapat kenaikan unit penjualan otomotif.

Penjualan mobil secara nasional meningkat 7%%
tahun lalu dibandingkan 2017 menjadi 1,15 juta unit. Penjualan mobil Astra naik hanya 1% menjadi 582.000 unit, namun karena meningkatnya kompetisi pangsa pasar Astra menurun dari 54% menjadi 51%.

Laba Bersih Astra di 2018 Naik 15% Jadi Rp 21,67 TFoto: Menara Astra (dok. Astra)

Di bisnis jasa keuangan, kontribusi l
aba bersih bisnis jasa keuangan Grup Astra meningkat 28% menjadi Rp 4,8 triliun, dengan peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen, bank dan bisnis asuransi umum. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan mobil Grup Astra meningkat 26% menjadi Rp 1,2 triliun, disebabkan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah dan naiknya kepemilikan saham Grup di PT Astra Sedaya Finance.

Di bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, laba bersih Grup untuk segmen ini meningkat sebesar 48% menjadi Rp 6,6 triliun. PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan, mencatatkan laba bersih naik 50% menjadi Rp 11,1 triliun, terutama karena naiknya bisnis mesin konstruksi, kontraktor penambangan, dan pertambangan, yang semuanya diuntungkan oleh tingginya harga batu bara.


Di bisnis agribisnis, l
aba bersih dari segmen agribisnis Grup turun sebesar 27% menjadi Rp 1,1 triliun. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki perseroan, mencatat penurunan laba bersih 27% menjadi Rp1,4 triliun yang terutama karena penurunan harga minyak kelapa sawit sebesar 12% menjadi Rp7.275/kg dari harga rata-rata 2017.

Di bisnis infrastruktur dan logistik, Grup mencatat laba bersih Rp 196 miliar pada tahun 2018, dibandingkan dengan rugi bersih Rp231 miliar pada tahun sebelumnya. Hal ini merupakan dampak meningkatnya keuntungan dari bisnis jalan tol Tangerang-Merak dan unit bisnis PT Serasi Autoraya, serta adanya dampak kerugian dari divestasi 49% kepemilikan saham di PT PAM Lyonnaise Jaya pada tahun sebelumnya.

Adapun dari bisnis teknologi informasi, laba bersih di segmen ini 5% menjadi Rp 208 miliar. PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang 76,9% sahamnya dimiliki Astra, mencatat kenaikan laba bersih sebesar 5% menjadi Rp270 miliar didorong bisnis solusi dokumen dan solusi IT.

Untuk segmen properti, Grup Astra melaporkan penurunan laba bersih sebesar 28% menjadi Rp 160 miliar, terutama disebabkan menurunnya penerimaan laba yang diakui dari pengembangan proyek Anandamaya Residences, sebagai dampak dari tingkat persentase penyelesaian proyek yang semakin mengecil pada tahap akhir konstruksi.


(prm) Next Article Pendapatan Q3 Susut, Laba Astra Minus 11% Jadi Rp 14 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular