
Banyak Menanggung 'Dosa', Rupiah Dihukum Pasar
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 February 2019 12:41

Faktor lain yang membebani langkah rupiah adalah harga minyak. Pada pukul 12:20 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,71% sementara light sweet bertambah 0,94%.
Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak bukan sebuah kabar gembira. Sebab biaya impor minyak akan membengkak kala harganya naik. Padahal Indonesia adalah negara net importir minyak, mau tidak mau harus ada impor untuk memenuhi kebutuhan karena produksi dalam negeri yang tidak memadai.
Ini akan membuat pasokan devisa terkuras dan rupiah tidak punya modal untuk menguat. Fondasi rupiah menjadi rapuh sehingga rentan terdepresiasi.
Penyebab lainnya adalah rupiah juga rentan terserang ambil untung (profit taking) karena penguatannya sudah begitu tajam. Sebelum hari ini, rupiah menguat selama 3 hari beruntun dengan apresiasi 0,5%.
Belum lagi kalau bicara sejak awal tahun. Di hadapan dolar AS, rupiah perkasa dengan penguatan mencapai 2,7%.
Jadi, rupiah memang sudah cukup banyak menanggung 'dosa'. Maka tidak heran pasar kini menjatuhkan 'hukuman' kepada mata uang Tanah Air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak bukan sebuah kabar gembira. Sebab biaya impor minyak akan membengkak kala harganya naik. Padahal Indonesia adalah negara net importir minyak, mau tidak mau harus ada impor untuk memenuhi kebutuhan karena produksi dalam negeri yang tidak memadai.
Ini akan membuat pasokan devisa terkuras dan rupiah tidak punya modal untuk menguat. Fondasi rupiah menjadi rapuh sehingga rentan terdepresiasi.
Belum lagi kalau bicara sejak awal tahun. Di hadapan dolar AS, rupiah perkasa dengan penguatan mencapai 2,7%.
Jadi, rupiah memang sudah cukup banyak menanggung 'dosa'. Maka tidak heran pasar kini menjatuhkan 'hukuman' kepada mata uang Tanah Air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular