Dolar AS Mulai Bangkit, Rupiah Masih Tertolong Harga Minyak

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 February 2019 09:30
Investor Mulai <i>Move On</i> dari Damai Dagang?
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia)
Setelah kemarin investor terhanyut dalam euforia damai dagang AS-China, bisa jadi sentimen itu mulai luntur. Sebab memang cenderung tidak ada kabar baru dari perkembangan hubungan Washington-Beijing. 

Mungkin investor menunggu sampai Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu untuk mengesahkan dokumen kesepakatan dagang. Sepertinya pertemuan ini baru berlangsung bulan depan, sehingga pelaku pasar memilih menunggu. 


Sembari menunggu, apesnya, investor terpancing untuk melakukan profit taking terhadap aset-aset di pasar keuangan Asia. Jadi tidak hanya di pasar valas, bursa saham Asia pun didominasi warna merah. Pada pukul 09:19 WIB, indeks Hang Seng melemah 0,38%, Kospi minus 0,04%, Straits Times terkoreksi 0,54%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 0,08%.

Sepertinya rupiah masih bisa menguat karena tertolong harga minyak. Dini hari tadi, harga si emas hitam sempat anjlok di kisaran 3% dan kini masih melemah meski tidak sedalam itu. 


Pada pukul 09:21 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melemah masing-masing 0,31% dan 0,52%. Secara mingguan, harga brent dan light sweet berkurang masing-masing 2,28% dan 1,13%. 

Penurunan harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini menjadi lebih murah. Sesuatu yang tentu menguntungkan bagi negara net importir minyak seperti Indonesia. 

Artinya, devisa yang 'terbakar' untuk impor minyak dan produk-produk turunannya juga akan lebih sedikit. Ini membuat rupiah memiliki modal yang lebih besar sehingga berpeluang untuk menguat. 



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular