Obligasi RI Bakal Diserbu Para Pemodal

Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
26 February 2019 09:14
Kondisi ini membuat para pemodal meminati aset investasi lebih berisiko, mengurangi permintaan pada aset yang dinilai lebih aman.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mundurnya waktu pengenaan kenaikan tarif impor dari China oleh Amerika Serikat diprediksi akan mengerek harga surat utang negara (SUN) hari ini.

Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, dalam risetnya pagi ini mengatakan perkembangan positif proses damai dagang itu meningkatkan keyakinan investor global dalam berinvestasi. Kondisi ini membuat para pemodal meminati aset investasi lebih berisiko, mengurangi permintaan pada aset yang dinilai lebih aman.

Kondisi itu, lanjutnya, diperlihatkan oleh penguatan pasar saham AS dan Eropa semalam yang diikuti koreksi pasar obligasi bund di Jerman dan gilt di Inggris.

"Sentimen itu juga diprediksi akan membuka peluang penguatan harga pasar obligasi Indonesia dalam jangka pendek," ujar Ariawan.

Tren positif rupiah dengan melemahnya tekanan negatif eksternal juga semakin membuka peluang penguatan harga di pasar obligasi.

Selain itu, tuturnya, pelaku pasar akan fokus pada lelang obligasi konvensional rutin siang ini.

I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas, memprediksi penawaran lelang yang akan masuk dalam lelang tersebut akan mencapai Rp 45 triliun-Rp55 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular