
IHSG Aman Terkendali di Sesi I, Bagaimana Sesi II?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 February 2019 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak sekalipun jatuh ke zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi 1 dengan penguatan sebesar 0,2% ke level 6.514,21.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG diantaranya: PT Astra International Tbk/ASII (+0,98%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,78%), PT Smartfren Telecom Tbk/FREN (+7,8%), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (+2,39%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+0,83%).
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan menguat: indeks Nikkei naik 0,52%, indeks Shanghai naik 3,32%, dan indeks Hang Seng naik 0,24%.
Perpanjangan periode 'gencatan senjata' antara AS-China di bidang perdagangan membuat bursa saham Benua Kuning menjadi incaran investor. Perpanjangan tersebut diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Minggu (24/2/2019) malam waktu AS atau Senin pagi waktu Indonesia melalui serangkaian cuitan di Twitter.
"Saya senang melaporkan bahwa AS telah membuat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang kami dengan China terkait beberapa isu struktural penting, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, jasa, mata uang dan banyak isu lainnya," tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump.
"Sebagai hasil dari pembicaraan yang sangat produktif ini, saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 1 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian. Akhir pekan yang sangat baik untuk AS dan China!" tambahnya.
Perpanjangan senjata ini diumumkan pascakedua negara menggelar negosiasi dagang di Washington pada pekan lalu. Pada hari Selasa hingga Rabu, negosiasi yang digelar adalah di tingkat wakil menteri. Sementara pada hari Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri digelar, melibatkan dua tokoh penting yakni Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Saking seriusnya, kedua negara memutuskan untuk memperpanjang negosiasi hingga hari Minggu.
Sejatinya jika periode gencatan senjata tak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.
Berbicara di Gedung Putih pasca mengumumkan periode gencatan senjata melalui Twitter, Trump mengatakan bahwa bisa jadi ada "berita yang sangat besar pada minggu ini atau minggu depan" jika negosiasi dagang berlangsung dengan baik.
"China telah (bersikap) luar biasa. Kami ingin membuat sebuah kesepakatan yang baik untuk kedua negara dan itulah yang benar-benar akan kami lakukan," papar Trump. Penguatan rupiah ikut memantik optimisme pelaku pasar saham tanah air. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,28% di pasar spot ke level Rp 14.015/dolar AS.
Selain karena perpanjangan periode gencatan senjata AS-China, kinerja rupiah terkerek oleh komentar dovish dari pejabat The Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS. Kini, sejumlah pejabat The Fed mulai mencemaskan angka inflasi yang relatif rendah, pertanda ekonomi sedang kurang bergairah.
"Angka pengangguran turun ke level terendah dalam hampir 50 tahun, tetapi inflasi jarang menyentuh target 2%. Kita harus waspada dengan ekspektasi inflasi, jangan sampai terjangkar terlalu rendah," tegas Presiden The Fed New York John Williams, seperti dikutip dari Reuters.
"Inflasi sudah cukup lama berada di bawah target. Jangan terlalu cepat puas," tambah Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, juga mengutip Reuters.
Pernyataan Williams dan Daly diinterpretasikan oleh pelaku pasar bahwa The Fed akan membiarkan laju inflasi agak terakselerasi. Hal ini akan dilakukan dengan menahan tingkat suku bunga acuan dalam beberapa waktu ke depan.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 24 Februari 2019, kemungkinan bahwa The Fed tak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini mencapai 83,8%.
Seiring dengan penguatan rupiah, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 104,3 miliar di pasar saham tanah air.
5 besar saham yang dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 66,4 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 41,7 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk/BTPS (Rp 41,1 miliar), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 18 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 14,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG diantaranya: PT Astra International Tbk/ASII (+0,98%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,78%), PT Smartfren Telecom Tbk/FREN (+7,8%), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (+2,39%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+0,83%).
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan menguat: indeks Nikkei naik 0,52%, indeks Shanghai naik 3,32%, dan indeks Hang Seng naik 0,24%.
"Saya senang melaporkan bahwa AS telah membuat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang kami dengan China terkait beberapa isu struktural penting, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, jasa, mata uang dan banyak isu lainnya," tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump.
"Sebagai hasil dari pembicaraan yang sangat produktif ini, saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 1 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian. Akhir pekan yang sangat baik untuk AS dan China!" tambahnya.
Perpanjangan senjata ini diumumkan pascakedua negara menggelar negosiasi dagang di Washington pada pekan lalu. Pada hari Selasa hingga Rabu, negosiasi yang digelar adalah di tingkat wakil menteri. Sementara pada hari Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri digelar, melibatkan dua tokoh penting yakni Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Saking seriusnya, kedua negara memutuskan untuk memperpanjang negosiasi hingga hari Minggu.
Sejatinya jika periode gencatan senjata tak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.
Berbicara di Gedung Putih pasca mengumumkan periode gencatan senjata melalui Twitter, Trump mengatakan bahwa bisa jadi ada "berita yang sangat besar pada minggu ini atau minggu depan" jika negosiasi dagang berlangsung dengan baik.
"China telah (bersikap) luar biasa. Kami ingin membuat sebuah kesepakatan yang baik untuk kedua negara dan itulah yang benar-benar akan kami lakukan," papar Trump. Penguatan rupiah ikut memantik optimisme pelaku pasar saham tanah air. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,28% di pasar spot ke level Rp 14.015/dolar AS.
Selain karena perpanjangan periode gencatan senjata AS-China, kinerja rupiah terkerek oleh komentar dovish dari pejabat The Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS. Kini, sejumlah pejabat The Fed mulai mencemaskan angka inflasi yang relatif rendah, pertanda ekonomi sedang kurang bergairah.
"Angka pengangguran turun ke level terendah dalam hampir 50 tahun, tetapi inflasi jarang menyentuh target 2%. Kita harus waspada dengan ekspektasi inflasi, jangan sampai terjangkar terlalu rendah," tegas Presiden The Fed New York John Williams, seperti dikutip dari Reuters.
"Inflasi sudah cukup lama berada di bawah target. Jangan terlalu cepat puas," tambah Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, juga mengutip Reuters.
Pernyataan Williams dan Daly diinterpretasikan oleh pelaku pasar bahwa The Fed akan membiarkan laju inflasi agak terakselerasi. Hal ini akan dilakukan dengan menahan tingkat suku bunga acuan dalam beberapa waktu ke depan.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 24 Februari 2019, kemungkinan bahwa The Fed tak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini mencapai 83,8%.
Seiring dengan penguatan rupiah, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 104,3 miliar di pasar saham tanah air.
5 besar saham yang dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 66,4 miliar), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 41,7 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria Tbk/BTPS (Rp 41,1 miliar), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 18 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 14,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
Most Popular