Gaet Investor, BEI Didesak Lebih Provokatif & Ajak Fintech

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
22 February 2019 19:36
Pelaku pasar modal masih punya pekerjaan rumah memperluas basis investor domestik
Foto: Penutupan perdagangan Jumat 22 Februari 2019 (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar modal masih punya pekerjaan rumah memperluas basis investor domestik. Sebab itu upaya pendalaman pasar keuangan harus dilakukan terus menerus, salah satunya dengan mendorong sinergi dengan financial technology (fintech).

Hal itu juga disoroti oleh Ryan Filbert, praktisi dan investor muda pasar modal. Dia menilai Indonesia berpotensi besar menambah investor saham. Apalagi salah satu keunggulan Indonesia ialah besarnya demografi.

Akhir Desember 2018, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) tumbuh 44% menjadi 1.613.165 SID. Jumlah tersebut terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBSN) dan efek lain yang tercatat di KSEI.

Ryan menegaskan sosialisasi dan edukasi yang gencar bisa dicontoh dari apa yang terjadi ketika mata uang kripto sangat cepat tersebar dan menggebohkan sektor keuangan global. Booming uang kripto belakangan ini, kata Ryan, karena diberitakan secara heboh.

Kondisi itu dinilainya seperti pedang bermata dua, ketika dikatakan menguntungkan, orang akan cenderung mencoba.

"Tapi pada akhirnya dia [pembeli] akan mengalami kerugian, kenapa? Karena sesuatu yang naik dengan cepat pada akhirnya akan secepat itu pula kemungkinan turunnya," kata Ryan usai gelaran Oppo Stocks In Your Hand, Jumat (22/2/2019).

Sebab itu BEI sebagai otoritas bursa harus lebih berani, atau bahkan provokatif dalam mengenalkan produk-produk pasar modal kepada publik. "Ini bisa menjadi suatu pemikiran regulator, bagaimana me-marketing-kan pasar modal dengan lebih berani, lebih provokatif dan efektif, sehingga membuat orang ini jangan sampai kecewa dengan instrumen yang seolah olah mirip dengan saham [uang kripto]," kata dia.

BEI, bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga diharapkan bisa berkolaborasi dengan fintech, misalnya dengan mempermudah regulasi untuk menghimpun dana di pasar modal lewat skema penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO), sehingga siapa pun bisa ikut berpartisipasi.

"Kolaborari dengan fintech, bagaimana cara menggunakan digitalisasi menjadi bermanfaat bagi instrumen ini, misalnya mempermudah tata cara dan peraturan untuk IPO, sehingga siapa pun bisa ikut serta," tutur dia.

Terkait dengan ini, sebelumnya BEI juga sudah membuka kemungkinan peluang perusahaan sekuritas bekerja sama dengan perusahaan rintisan seperti Go-Jek untuk membuka rekening saham di platform tersebut. "Ya rasanya itu sangat mungkin. Bahwasanya suatu fintech bukan saingan. Tapi kolaborasi dengan mereka. Itu sih oke-oke saja," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Senin (18/2/2019).
(tas) Next Article Mau Tahu Cara Investasi Saham? Simak Tahapannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular