
Bank OCBC NISP Jajaki Akuisisi Multifinance
tahir saleh, CNBC Indonesia
22 February 2019 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) membuka peluang meningkatkan pertumbuhan bisnis secara anorganik dengan mengakuisisi perusahaan jasa keuangan di Indonesia, termasuk perusahaan pembiayaan (multifinance) untuk melengkapi konglomerasi jasa keuangan Grup OCBC.
"Kami pernah melakukan cross-system dan itu pengalaman positif. Kami selalu membuka diri untuk mengakuisisi, termasuk portofolio, institusi lain, jasa keuangan lain, di luar perbankan," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja kepada Hera F. Harryn dalam talkshow Closing Bell CNBC TV Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Hanya saja, mantan Direktur Corporate Banking Amercan Express Bank Ltd itu mengatakan penjajakan perseroan belum menemui jalan terbaik karena tidak cocok. "Sampai sekarang belum dapat jodohnya. Kami sudah ada OCBC Sekuritas Indonesia, kami belum ada multifinance, belum ada yang cocok. Kami melihat kualitas."
Namun Parwati belum membeberkan dana yang disiapkan dan kejelasan perusahaan yang akan dijajaki dibeli.
Hingga saat ini Bank OCBC NISP yang disokong grup perbankan asal Singapura, OCBC (Oversea-Chinese Banking Corporation Limited), memiliki jejaring bisnis keuangan dari bank, asuransi hingga perusahaan sekuritas.
Bisnis asuransi di Indonesia dijalankan lewat PT Great Eastern Life Indonesia, yang sahamnya dimiliki The Great Eastern Life Assurance Co Limited. Adapun untuk perdagangan efek (broker) ditangani oleh PT OCBC Sekuritas Indonesia. Dengan demikian, grup ini belum memiliki perusahaan multifinance di Indonesia.
Tahun ini, perseroan bertekad menjadi bank yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 atau dengan modal inti di atas Rp30 triliun pada 2021.
Pertumbuhan bisnis tahun ini juga diprediksi 10-15% baik untuk target pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih. Per Desember 2018, modal inti (tier 1) perseroan yakni sebesar Rp 23,59 triliun, masih masuk BUKU 3.
Perseroan berharap di tahun pemilu ini ada pertumbuhan permintaan kredit dan kenaikan dana pihak ketiga. "Kami target tumbuh organik antara 10-15% baik pendapatan maupun laba bersih, 2021 bisa modal intinya sudah bisa di anggap BUKU 4," kata Parwati.
Bank OCBC NISP sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP. Dokumen perusahaan mencatat perusahaan ini adalah bank tertua keempat di Indonesia yang didirikan pada 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank.
Pada 1997, pertama kali Bank OCBC Singapura bermitra dengan Bank NISP dan akhirnya pada 2011 menggabungkan Bank OCBC Indonesia ke dalam Bank OCBC NISP.
Sepanjang tahun lalu, OCBC NISP membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 21% YoY (year on year) menjadi Rp 2,6 triliun dari Rp 2,2 triliun pada tahun 2017. Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp173,6 triliun pada akhir tahun 2018 atau tumbuh 13% YoY.
Simak perbincangan lengkap Dirut Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Live! Dirut OCBC NISP Bicara Kinerja 2018 & Target Laba 2019
"Kami pernah melakukan cross-system dan itu pengalaman positif. Kami selalu membuka diri untuk mengakuisisi, termasuk portofolio, institusi lain, jasa keuangan lain, di luar perbankan," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja kepada Hera F. Harryn dalam talkshow Closing Bell CNBC TV Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Hanya saja, mantan Direktur Corporate Banking Amercan Express Bank Ltd itu mengatakan penjajakan perseroan belum menemui jalan terbaik karena tidak cocok. "Sampai sekarang belum dapat jodohnya. Kami sudah ada OCBC Sekuritas Indonesia, kami belum ada multifinance, belum ada yang cocok. Kami melihat kualitas."
Namun Parwati belum membeberkan dana yang disiapkan dan kejelasan perusahaan yang akan dijajaki dibeli.
Bisnis asuransi di Indonesia dijalankan lewat PT Great Eastern Life Indonesia, yang sahamnya dimiliki The Great Eastern Life Assurance Co Limited. Adapun untuk perdagangan efek (broker) ditangani oleh PT OCBC Sekuritas Indonesia. Dengan demikian, grup ini belum memiliki perusahaan multifinance di Indonesia.
Tahun ini, perseroan bertekad menjadi bank yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 atau dengan modal inti di atas Rp30 triliun pada 2021.
Pertumbuhan bisnis tahun ini juga diprediksi 10-15% baik untuk target pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih. Per Desember 2018, modal inti (tier 1) perseroan yakni sebesar Rp 23,59 triliun, masih masuk BUKU 3.
Perseroan berharap di tahun pemilu ini ada pertumbuhan permintaan kredit dan kenaikan dana pihak ketiga. "Kami target tumbuh organik antara 10-15% baik pendapatan maupun laba bersih, 2021 bisa modal intinya sudah bisa di anggap BUKU 4," kata Parwati.
Bank OCBC NISP sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP. Dokumen perusahaan mencatat perusahaan ini adalah bank tertua keempat di Indonesia yang didirikan pada 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank.
Pada 1997, pertama kali Bank OCBC Singapura bermitra dengan Bank NISP dan akhirnya pada 2011 menggabungkan Bank OCBC Indonesia ke dalam Bank OCBC NISP.
Sepanjang tahun lalu, OCBC NISP membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 21% YoY (year on year) menjadi Rp 2,6 triliun dari Rp 2,2 triliun pada tahun 2017. Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp173,6 triliun pada akhir tahun 2018 atau tumbuh 13% YoY.
Simak perbincangan lengkap Dirut Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Live! Dirut OCBC NISP Bicara Kinerja 2018 & Target Laba 2019
Most Popular