
Rupiah Bisa Menguat, Asalkan...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 February 2019 12:23

Angin segar memang sedang berembus di Benua Kuning. Asalnya adalah dari Washington, lokasi perundingan dagang AS-China.
Reuters memberitakan bahwa AS dan China sudah menyepakati nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang membuka jalan menuju damai dagang. Menurut beberapa orang sumber, MoU tersebut setidaknya mencakup enam poin yaitu perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan.
China juga disebut sepakat untuk semakin mengurangi surplus perdagangan dengan AS. Oleh karena itu, China akan membuat daftar 10 barang yang bisa membuat ketimpangan itu semakin sempit.
Kabar ini tampaknya langsung 'dimakan' oleh pasar dan menjadi sentimen positif. Sedikit demi sedikit, investor mulai berani ambil risiko dengan masuk ke pasar keuangan negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 42,43 miliar sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,07% pada penutupan perdagangan Sesi I. Sebelumnya, investor asing melakukan jual bersih dan IHSG sempat terjebak di zona merah.
Sentimen positif prospek damai dagang ini baru berumur singkat, sehingga belum mampu menutup keperkasaan dolar AS. Namun perlahan penguatan dolar AS mulai terkikis.
Pada pukul 12:10 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,02%. Beberapa saat lalu, indeks ini sempat menguat di kisaran 0,1%.
Jika aura damai dagang AS-China semakin kuat, maka bisa saja kekuatan dolar AS benar-benar pudar. Ketika ini terjadi, maka rupiah masih punya harapan untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Reuters memberitakan bahwa AS dan China sudah menyepakati nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang membuka jalan menuju damai dagang. Menurut beberapa orang sumber, MoU tersebut setidaknya mencakup enam poin yaitu perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan.
China juga disebut sepakat untuk semakin mengurangi surplus perdagangan dengan AS. Oleh karena itu, China akan membuat daftar 10 barang yang bisa membuat ketimpangan itu semakin sempit.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 42,43 miliar sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,07% pada penutupan perdagangan Sesi I. Sebelumnya, investor asing melakukan jual bersih dan IHSG sempat terjebak di zona merah.
Sentimen positif prospek damai dagang ini baru berumur singkat, sehingga belum mampu menutup keperkasaan dolar AS. Namun perlahan penguatan dolar AS mulai terkikis.
Pada pukul 12:10 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,02%. Beberapa saat lalu, indeks ini sempat menguat di kisaran 0,1%.
Jika aura damai dagang AS-China semakin kuat, maka bisa saja kekuatan dolar AS benar-benar pudar. Ketika ini terjadi, maka rupiah masih punya harapan untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular