Pasar Kurang Gairah Kurang Tenaga, Rupiah Melemah Tipis Saja

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 February 2019 12:34
Pasar Kurang Gairah Kurang Tenaga, Rupiah Melemah Tipis Saja
Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah dan mata uang Asia jadi 'korban' perilaku pasar yang sedang berhati-hati menanti dialog dagang AS-China. 

Pada Selasa (19/2/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.120. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Rupiah mengawali hari dengan penguatan tipis yaitu 0,04%. Namun itu sangat fana, karena beberapa saat kemudian rupiah langsung terjerumus ke zona merah. Depresiasi rupiah pun semakin dalam, meski dalam rentang yang relatif terbatas. 


Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini: 

 

Seperti halnya rupiah, mata uang Asia juga cenderung melemah tipis. Hanya peso Filipina yang masih mampu bertahan di zona hijau, sementara lainnya tidak selamat. 

Won Korea Selatan masih menjadi mata uang terlemah di Asia, meski depresiasinya 'cuma' di kisaran 0,2%. Kemudian baht Thailand berada di posisi kedua dari bawah, dan yuan China tepat di atasnya. 


Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 12:09 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Pasar keuangan Asia sepertinya sedang kurang gairah hari ini. Maklum, Wall Street malam tadi libur karena AS memperingati President Day (kelahiran George Washington). Jadi tidak ada sentimen dari Wall Street yang mewarnai perjalanan pasar keuangan Benua Kuning. 

Pasar yang kurang gairah dan kurang tenaga salah satunya terlihat di Bursa Efek Indonesia. Hingga penutupan perdagangan Sesi I, total nilai transaksi tercatat Rp 4,26 triliun.

Kalau pada Sesi II anggap lah nilainya sama, berarti total transaksi hari ini adalah Rp 8,52 triliun. Jauh di bawah rata-rata nilai perdagangan harian sejak awal tahun yaitu Rp 10,22 trilliun.

Selain itu, investor juga sedang dalam masa penantian menyongsong dialog dagang AS-China yang akan berlangsung di Washington, Selasa waktu setempat. Perundingan akan memasuki masa penting pada Kamis-Jumat, yaitu dialog tingkat menteri. Delegasi Washington dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, sementara rombongan dari Beijing dikomandoi Wakil Perdana Menteri Liu He.  

Sejauh ini hawa yang tercipta amat positif. Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan bahwa rangkaian dialog dengan China sudah menghasilkan kemajuan yang signifikan. 

"Kami mencapai banyak kemajuan. Tidak ada yang menduga ini sebelumnya," ujar Trump, mengutip Reuters. 

Namun karena belum ada 'penerawangan' yang jelas (ya karena dialognya belum dimulai juga), investor memilih menonton dari pinggir lapangan. Tampaknya aksi ambil risiko tidak terlihat, yang ada justru bermain aman. Sikap investor yang hati-hati ini terlihat dari depresiasi mata uang Asia yang tipis-tipis saja.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular