
Sengsara Membawa Nikmat Buat Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 February 2019 12:36

Mungkin derita rupiah selama pekan lalu menjadi berkah tersendiri. Bagaimana tidak, rupiah anjlok 1,29% sepanjang pekan lalu dan menjadi mata uang terlemah di Asia.
Kejatuhan itu membuat rupiah punya peluang lebih besar untuk mencatat technical rebound. Rupiah yang sudah 'murah' membuat mata uang ini menarik untuk dikoleksi. Mungkin ini yang namanya sengsara membawa nikmat.
Selain itu, rupiah (dan mata uang Asia lainnya) juga berhasil memanfaatkan kondisi dolar AS yang sedang dalam posisi defensif. Pada pukul 12:12 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,12%.
Tidak seperti rupiah, dolar AS berjaya sepanjang pekan lalu. Dollar Index mampu mencatat penguatan 0,28% selama minggu kemarin. Selama sebulan ke belakang, indeks ini terangkat 0,46%.
Oleh karena itu, akan tiba saatnya di mana dolar AS terkena koreksi teknikal. Apalagi kemudian ada pemicu untuk melepas dolar AS.
Akhir pekan lalu, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah jika ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.
"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Nada The Fed yang semakin kalem alias dovish tentu tidak menguntungkan bagi dolar AS. Tanpa pemanis dari kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di mata uang Negeri Adidaya menjadi kurang menarik.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Kejatuhan itu membuat rupiah punya peluang lebih besar untuk mencatat technical rebound. Rupiah yang sudah 'murah' membuat mata uang ini menarik untuk dikoleksi. Mungkin ini yang namanya sengsara membawa nikmat.
Selain itu, rupiah (dan mata uang Asia lainnya) juga berhasil memanfaatkan kondisi dolar AS yang sedang dalam posisi defensif. Pada pukul 12:12 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,12%.
Oleh karena itu, akan tiba saatnya di mana dolar AS terkena koreksi teknikal. Apalagi kemudian ada pemicu untuk melepas dolar AS.
Akhir pekan lalu, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah jika ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.
"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Nada The Fed yang semakin kalem alias dovish tentu tidak menguntungkan bagi dolar AS. Tanpa pemanis dari kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di mata uang Negeri Adidaya menjadi kurang menarik.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular