
Istimewa! Rupiah Kini Terkuat di Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 February 2019 09:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah bahkan menjadi mata uang terkuat di Asia.
Pada Senin (18/1/2019), pukul 09:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.100. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Tidak sekadar menguat, rupiah bahkan menjadi mata uang terkuat di Asia pada pagi hari ini. Dalam urusan menguat terhadap dolar AS, rupiah jadi jawara di Asia.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 09:04 WIB:
Arus modal memang sedang memihak rupiah. Investor mulai kembali memburu aset-aset berbasis mata uang ini.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,95% pada pukul 09:05 WIB. Investor asing membukukan beli bersih Rp 37,14 miliar.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah berbagai tenor mayoritas turun. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya minat pelaku pasar.
Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah pada pukul 09:17 WIB:
Sepertinya investor mulai move on dari rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pekan lalu, defisit NPI dan transaksi berjalan (current account) yang melebar pada 2018 menjadi beban berat bagi langkah pasar keuangan Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Senin (18/1/2019), pukul 09:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.100. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Tidak sekadar menguat, rupiah bahkan menjadi mata uang terkuat di Asia pada pagi hari ini. Dalam urusan menguat terhadap dolar AS, rupiah jadi jawara di Asia.
Arus modal memang sedang memihak rupiah. Investor mulai kembali memburu aset-aset berbasis mata uang ini.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,95% pada pukul 09:05 WIB. Investor asing membukukan beli bersih Rp 37,14 miliar.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah berbagai tenor mayoritas turun. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya minat pelaku pasar.
Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah pada pukul 09:17 WIB:
Sepertinya investor mulai move on dari rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pekan lalu, defisit NPI dan transaksi berjalan (current account) yang melebar pada 2018 menjadi beban berat bagi langkah pasar keuangan Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Investor Songsong Damai Dagang AS-China
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular