
Pekan Lalu Teraniaya, Kini Rupiah Siap Balas Dendam!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 February 2019 08:27

Apa yang membuat rupiah berhasil menguat pagi ini? Seperti yang disinggung sebelumnya, rupiah sudah melemah cukup dalam selama pekan lalu sehingga ruang untuk technical rebound menjadi terbuka.
Rupiah yang sudah 'murah' bisa menggoda investor untuk kembali melirik mata uang ini. Jika permintaan terhadap rupiah naik, maka nilainya tentu akan menguat.
Selain itu, dolar AS memang sedang tertekan. Mata uang Negeri Paman Sam tidak mampu melawan sentimen negatif dari eksternal dan domestik. Dari dalam negeri, dolar AS tertekan akibat pernyataan pejabat The Federal Reserves/The Fed.
Akhir pekan lalu, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah jika ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.
"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Nada The Fed yang semakin kalem alias dovish tentu tidak menguntungkan bagi dolar AS. Tanpa pemanis dari kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di mata uang Negeri Adidaya menjadi kurang menarik.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Rupiah yang sudah 'murah' bisa menggoda investor untuk kembali melirik mata uang ini. Jika permintaan terhadap rupiah naik, maka nilainya tentu akan menguat.
Selain itu, dolar AS memang sedang tertekan. Mata uang Negeri Paman Sam tidak mampu melawan sentimen negatif dari eksternal dan domestik. Dari dalam negeri, dolar AS tertekan akibat pernyataan pejabat The Federal Reserves/The Fed.
"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Nada The Fed yang semakin kalem alias dovish tentu tidak menguntungkan bagi dolar AS. Tanpa pemanis dari kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di mata uang Negeri Adidaya menjadi kurang menarik.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Damai Dagang Ikut Tekan Dolar AS
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular