Perhatikan Lima Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 February 2019 18:16
Perhatikan Lima Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Jakarta, CNBC Indonesia-Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,03% sepanjang pekan ini, menjadikannya indeks saham berkinerja terburuk di Asia, peluang penguatan bakal kian terbuka pada pekan depan.

Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, setidaknya bakal ada tiga sentimen utama yang akan membantu penguatan bursa saham Indonesia, dua di antaranya berasal dari luar negeri yakni sinyal membaiknya hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta perbaikan ekonomi Negara Adidaya itu.

Satu sentimen domestik yang dominan akan berasal dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diprediksikan masih akan menahan suku bunga acuannya, guna memberi nafas bagi sektor riil di tengah tren penguatan rupiah.

Sentimen dominan yang pertama berasal dari penguatan sinyal damai dagang antara dua raksasa perekonomian dunia yakni AS dan China. Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya di Twitter menyebut pertemuan pekan ini di Beijing "sangat produktif."

Pertemuan tersebut akan dilanjutkan pekan depan dan Trump sempat mengindikasikan akan memperpanjang tenggat waktu (deadline) penaikan tarif baru impor yang baru untuk produk-produk China, dari tenggat semula pada 1 Maret.

Di sisi lain, Presiden China Xi Jinping sebagaimana dikutip Xinhua mengatakan bahwa negosiasi di Beijing tersebut "mencapai kemajuan penting untuk langkah selanjutnya". Jika perang dagang mereda dan bahkan berakhir, prospek perekonomian kedua negara akan membaik yang juga membantu memutar perekonomian dunia.

AS sebelumnya mengumumkan akan menaikkan tarif impor untuk produk-produk Negeri Tirai Bambu senilai US$200 miliar. Besaran tarif yang baru adalah 25%, naik dari sebelumnya sebesar 10%. Beijing pun membalas kebijakan sepihak itu dengan menaikkan tarif untuk produk AS.

Sentimen kedua muncul pada Kamis ketika Bank Indonesia (BI) mengumumkan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate). Sejauh ini, tidak ada kebutuhan mendesak di depan mata untuk menaikkan suku bunga acuan tersebut.

Data Refinitiv menyebutkan bahwa rupiah menguat terhadap dolar AS sebesar 0,4% sepanjang tahun berjalan ini. Di sisi lain, inflasi Januari terjaga di 0,32% (bulanan) dibandingkan posisi Januari 2018 sebesar 0,62%.

Ditahannya suku bunga acuan membuat pelaku usaha perbankan memiliki ruang untuk menjaga margin keuntungannya, sementara para debitor memiliki kesempatan untuk berekspansi di tengah beban bunga pinjaman yang terkendali.

NEXT

Sumber sentimen ketiga bakal kembali ke negara Adidaya, karena AS pada hari Kamis akan mengumumkan data-data penting yang mengindikasikan pemulihan ekonomi negara berperekonomian terbesar di dunia tersebut.

Pada Kamis malam waktu setempat, atau Jumat pagi waktu Indonesia, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis angka pengangguran. Menurut konsensus tradingeconomics, klaim pengangguran baru (initial jobless claims) diperkirakan membaik ke 228.000 orang dari semula 239.000 orang.

Pada hari yang sama, permintaan barang tahan lama (durable goods) di AS pada Desember 2018 diprediksikan membaik dengan tumbuh 1,8%, atau meningkat dari posisi sebulan sebelumnya yang hanya naik 0,8%.

Penjualan rumah yang sudah terbangun (existing) per Januari juga akan diumumkan pada hari yang sama. Konsensus memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,2%, atau membalik posisi minus pada Desember 2018 sebesar -6,4%.

Dari dalam negeri, pelaku pasar juga perlu memperhatikan beberapa perkembangan korporasi dan dinamika industri yakni dari infrastruktur dan penjualan seluler. Keduanya menurut hemat kami akan menggerakkan saham-saham di sektor tersebut, meski kontribusinya terhadap IHSG cenderung terbatas.

Uji-coba light rail transit (LRT) akan menjadi sentimen keempat yang berpotensi menjadi salah satu ide pendorong bagi broker saham untuk mengoleksi saham sektor infrastruktur, terutama yang menggarap proyek prestisius tersebut, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wika Beton Tbk (WTON).

Kesuksesan uji coba LRT, yang bakal diumumkan pada Kamis, berpeluang membuka masuknya kontrak baru untuk proyek serupa bagi kedua emiten ini. Salah satu perusahaan yang sempat menyebutkan minatnya untuk membangun LRT d Jakarta adalah PT Ratu Prabu Tbk.

Sentimen kelima akan muncul dari industri gawai. Samsung dijadwalkan merilis ponsel pintar baru kelas high end, yakni Galaxy S10. Di Indonesia, kabar ini akan memicu ekspektasi pertumbuhan kinerja distributornya yakni PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE).

Di sisi lain, Xiaomi juga merilis produk barunya yakni Xiaomi Mi 9 pada 20 Februari. Meski baru dijual di China, trader saham di Jakarta berpeluang mengoleksi dini saham distributor gawai itu di Indonesia yakni PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO).

Terakhir, IDC menyebutkan bahwa 9,4 juta ponsel baru dikirim ke Indonesia pada kuartal II/2018, atau tumbuh 22% secara triwulanan. Angka tersebut merupakan rekor baru untuk Indonesia. Samsung dan Xiaomi menjadi dua ponsel dengan penjualan tertinggi di Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular