Alasan Ekspor Turun Versi Menko Darmin: Karena Perang Dagang

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
15 February 2019 15:43
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis total ekspor sepanjang Januari 2019 mencapai US$ 13,87 miliar
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat pembukaan perdagangan BEI 2019 (CNBC Indonesia/Bernhart Farras)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis total ekspor sepanjang Januari 2019 mencapai US$ 13,87 miliar, turun 4,70% dari Januari tahun lalu (year-on-year/ yoy) yang mencapai US$ 14,55 miliar.

Ekspor di bulan lalu juga tercatat turun 3,24% dari bulan Desember 2018 (month-to-month/ mtm).

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, kinerja ekspor Indonesia sangat terpukul perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memang dimulai sejak awal tahun lalu, di mana baik pertumbuhan ekonomi maupun perdagangan kedua negara tersebut mengalami penurunan.

"Pasar ekspor kita itu kan urutannya dari nomor satu China, kedua AS, ketiga Jepang dan selanjutnya baru India dan Uni Eropa. Nah kita terpengaruh langsung dari perang dagang itu, sementara upaya untuk mencari pasar alternatifnya kelihatannya lebih lambat," jelas Darmin di kantornya, Jumat (15/2/2019).

Alasan Ekspor Turun Versi Menko Darmin: Karena Perang DagangFoto: Rapat koordinasi membahas kelapa sawit dan keanekaagaman hayati di kantor Kemenko Perekonomian. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto


Selain itu, Darmin juga mengingatkan soal kebijakan pemerintah India yang mempersulit ekspor produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) RI beserta turunannya dengan bea masuk tinggi 54% dan 44% sejak Maret tahun lalu dan masih berlaku hingga kini.

"Jadi bukan karena kita sudah melewati puncak dari kemampuan ekspor kita. Ini karena perkembangan dunia cepat sekali sehingga penyesuaiannya lebih lambat," katanya.

Selain itu, ekspor RI ke Negeri Tirai Bambu yang didominasi produk hasil tambang dan perkebunan juga sulit dialihkan ke negara lain.

"Artinya, kebijakan ekspor jangka pendek kita sekarang sedang memilih komoditi yang mau didorong, seperti kemarin otomotif. Setelahnya mungkin tekstil dan pakaian (TPT) lalu elektronik. Jadi kita akan arahkan ekspor kita ke produk industri manufaktur," tegasnya.

Selain itu, Darmin juga menegaskan ada produk hasil sumber daya alam yang ekspornya belum termanfaatkan dengan baik, yakni produk perikanan dan kelautan.

"Jadi untuk hasil SDA kita ingin mendorong perikanan," pungkasnya.

Simak Rilis Video Neraca Dagang RI yang Tekor di Awal Januari:
[Gambas:Video CNBC]


(dru) Next Article Neraca Dagang Surplus, Menko Darmin: Perlu Kerja Keras Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular